REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebagian besar masyarakat tentu tidak asing lagi dengan menu gulai kambing, tak terkecuali masyarakat Yogyakarta. Masakan tersebut memiliki ciri khas berkuah kental dengan bumbu rempah yang beraneka ragam, sehingga membuat makanan ini sangat diminati.
Sajian menggugah selera inilah yang menjadi menu andalan buka puasa di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Setiap Kamis selama Ramadhan, masjid ini kerap menyediakan sajian gulai kambing untuk masyarakat yang hendak berbuka.
Penyajian menu gulai kambing ini merupakan tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. Tradisi tersebut sudah mengakar sejak Pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII bahkan semasa hidup pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan, pada 1868-1923 silam.
Seksi Takjil Ramadhan Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Jujuk, mengungkapkan penyediaan sajian ini melihat pertimbangan banyaknya masyarakat Yogyakarta maupun masyarakat dari luar daerah yang sangat menyukai menu makanan gulai kambing.
Hal itu dibuktikan dengan adanya antusias warga dalam mengantri untuk mendapatkan gulai kambing tersebut. "Selain itu tujuan dari kami untuk membuat masyarakat Yogyakarta senang dan gembira saat menjalankan ibadah puasa serta aktivitas ibadah selama Ramadhan,“ ujarnya.
Dalam pelaksanaan pembagian takjil gulai kambing ini akan berlangsung mulai pukul 16.00 – 17.00 WIB hingga saat menjelang berbuka puasa. Untuk itu diharapkan masyarakat dapat mengunjungi dan mendatangi masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dengan tepat waktu agar tidak kehabisan.
Hal itu karena pihak dari Masjid Kauman hanya menyediakan 1.000 porsi untuk setiap pembagian gulai kambing tersebut. Dalam penyajiannya, masyarakat yang tinggal di sekitar Masjid Kauman lebih diutamakan dengan jatah 600 porsi gulai kambing.
Adapun sisanya 400 porsi untuk masyarakat yang di luar daerah Masjid Gedhe Kauman. Terkait kondisi pandemi, pembagian gulai kambing ini tidak dilakukan di dalam masjid sambil menunggu adzan Maghrib seperti tahun-tahun sebelumnya.
Melainkan dalam bentuk bungkusan yang bisa dibawa pulang. Sedangkan untuk warga sekitar, dibagikan dari rumah ke rumah. Demikian pula untuk kegiatan ibadah yang lain, juga ada penyesuaian.
Untuk kegiatan saat shalat Tarawih, bacaan shalatnya diupayakan yang relatif pendek. Juga ceramah atau tausiyah tidak terlalu lama. Jamaah yang hendak shalat Tarawih berjamaah di Masjid Gedhe Kauman tetap diimbau mematuhi protokol kesehatan.