REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Relawan Muhammadiyah yang bertugas di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memberi layanan kemanusiaan mengakhiri tugas respons tanggap darurat. Ada Emergency Medical Team (EMT), tim asistensi, serta tim logistik dan peralatan.
Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi MDMC, Indrayanto mengatakan, dalam respons tanggap darurat di NTT, Muhammadiyah melibatkan berbagai unsur organisasinya. Baik dari NTT maupun luar NTT.
"Tim medis dari Jawa Tengah yang bertugas di Malaka, RSIJ Cempaka Putih di Alor, RSI Jakarta Sukapura di Rote, dan RSI Jakarta Cempaka Putih di Alor ditarik Ahad 25 April 2021," kata Indrayanto, Senin (26/4).
Selama bertugas, berbagai layanan membantu warga penyintas dalam respons bencana badai siklon tropis Seroja di NTT dilakukan. Selain pemeriksaan kesehatan, namun juga koordinasi dengan semua pemangku kebijakan oleh relawan Muhammadiyah lokal.
Anggota tim asistensi MDMC PP Muhammadiyah, Chairil Anam menuturkan, selama bertugas mereka tidak mengalami hambatan berarti. Terutama, menjaga sinergi dengan NGO lintas agama yang sama-sama melakukan layanan kemanusiaan di NTT.
"Alhamdulillah, MDMC bisa menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai NGO di sini. Kami punya grup komunikasi yang secara rutin berbagi dan memperbarui informasi dari lapangan serta saling membantu satu dengan lain," katanya.
Misalnya, Chairil turut diminta menjadi pemateri dalam pelatihan bagi relawan Perhimpunan Keluarga Bencana Indonesia (PKBI) Kupang. Mereka memiliki kelompok relawan remaja gereja, serta berinisiasi menjadikannya remaja tanggap bencana.
"Tim logistik dan peralatan EMT Nasional Muhammadiyah bersama MDMC Lembata dan warga turut memperbaiki sumber air bersih yang mengalami kerusakan jaringan pipa serta bak penampungan air di Desa Wowong, Kecamatan Omesuri," ujar Chairil.