REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Seorang warga Yogyakarta, Nurhidayanto (44) membuat platform digital bernama "Hepicar" untuk memberdayakan para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di bidang otomotif atau perbengkelan yang mengalami kendala usaha selama masa pandemi COVID-19.
"Kami ingin supaya pelaku usaha bengkel tidak tergilas oleh kompetisi dengan memanfaatkan teknologi," kata Nur, di Yogyakarta, Ahad (2/5).
Menurut warga Kecamatan Banguntapan, Bantul ini, ptalform digital yang dirintis bersama rekannya Yenni Octarina menawarkan jasa layanan perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor langsung ke lokasi yang dinginkan pengguna.
Menurutnya, masyarakat yang membutuhkan layanan perbaikan atau perawatan kendaraan terutama yang dapat dilakukan di rumah, tidak perlu datang ke bengkel. "Kami melihat masalah di mana orang ingin merawat kendaraan tapi tidak ingin ribet. Ingin cara yang lebih praktis, aman dan terjangkau," kata Nur.
Aplikasi itu, ia gagas bermodal pengalaman dan jaringan bisnis di bidang otomotif khususnya toko aki, sehingga memudahkan dirinya membuat teknologi yang nyaman bagi pengguna. Hingga saat ini, menurut Nur, Hepicar telah bermitra dengan 953 pelaku UMKM mitra yang tersebar di Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
Beberapa di antaranya merupakan penyandang disabilitas. Melalui aplikasi yang dapat diunduh di google playstore dan appstore itu, pengguna dapat mengakses 33 jenis layanan yang terbagi dalam lima rumpun layanan mencakup cuci kendaraan, ganti aki kendaraan, bengkel umum, bengkel ban, dan layanan darurat.
"Kami ingin sampaikan kepada mitra kami bahwa pada masa pandemi ini kita tidak boleh menyerah kalah. Kita tetap bisa melampaui krisis dan pandemi ini," kata dia.
Seiring pengetatan penerapan protokol kesehatan (prokes) di masa pandemi, menurut dia, animo masyarakat yang membutuhkan layanan itu meningkat yang terlihat dari jumlah pengunduh aplikasi Hepicar mencapai 11.000 orang per 2 Mei 2021.
"Ini yang membuat kami optimistis, terlebih setelah memasuki masa normal baru, kami lihat antusiasme masyarakat semakin bagus," ujar dia.
Dengan menggandeng sejumlah lembaga filantropi, ia pun ingin membangkitkan lebih banyak para pelaku usaha rintisan (startup) dengan memfasilitasi pelatihan dan ekosistem usaha. "Kami sediakan teknologinya, kami sediakan SOP-nya sehingga mereka bisa mendapatkan oder yang bagus," kata dia.
Seorang penyandang disabilitas mitra Hepicar, Doni Pitra (37) mengaku amat terbantu dengan platform yang digagas Nurhidayanto, karena meski di tengah krisis, permintaan jasa cuci mobil dan motor tetap berdatangan. "Saya mendapat pelatihan dua kali. Saya bersyukur sekali karena selama pandemi (permintaan jasa cuci motor, Red) agak kurang lancar," kata penyandang tuna rungu ini melalui penerjemah.