REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pukul 19.23 WIB menjadi salah satu branding baru klub Liga 2 Persis Solo. Sebab, pada waktu tersebut Persis Solo biasanya mengunggah foto atau video baru di akun media sosial resminya.
Salah satu video terbaru yang diunggah di akun media sosial Instagram @official.persissolo berupa ucapan selamat datang di Persis Solo dengan gambar Kaesang Pangarep yang merupakan Direktur Utama PT Persis Solo Saestu (PSS) selaku pengelola klub berjuluk Laskar Samber Nyawa tersebut.
Video tersebut diunggah pada Senin (3/5) pukul 19.23 WIB. Pemilihan waktu tersebut disesuaikan dengan tahun berdirinya Persis Solo yakni 1923. Foto dan video yang diunggah sebelumnya menampilkan sosok pemain-pemain baru yang direkrut Persis.
Selain itu, foto-foto aktivitas pemain Persis saat latihan. "Setiap pukul 19.23 WIB kami unggah pemain. Pukul 19.23 WIB menjadi waktu yang sering kami gunakan untik melaunching pemain. Ini menjadi branding dalam beberapa waktu ke depan sampai pemain habis," ujar Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona, di acara Ngabuburit Bareng Persis Solo yang digelar SoloposFM secara daring, Senin (3/5).
Bryan menyatakan, sepak bola hari ini bukan hanya apa yang terjadi di lapangan 2x45 menit. Ada hal-hal teknis yang mendukung iklim sepak bola sekarang. Ketika Persis mau bergerak di ranah digital harus punya branding yang kuat.
Branding yang melekat pada Persis selama ini seperti Persis pernah menang tujuh kali sebagai klub di Indonesia, atau Persis yang punya suporter sangat militan. Namun, Persis perlu memiliki identitas baru di media sosial.
"Persis itu di media sosial dicitrakan sebagai klub yang fleksibel, mampu beradaptasi dengan gaya berbahasa anak muda sekarang, dan kontennya memang relevan dengan zaman sekarang. Bukan cuma kilas balik gol atau porsi latihan saja. Kita berusaha untuk menjadi 'mata' bagi suporter yang tidak punya akses menuju kesana," kata Bryan.
Menurutnya, salah satu yang penting dalam digitalisasi konten klub sepak bola sekarang, apalagi belum ada kompetisi, menjadi ajang Persis untuk show off dan menunjukkan Persis sedang berprogres. "Karenar belum ada kompetisi kita tidak bisa menunjukkan kapabilitas kita sekarang sampai seperti apa, akhirnya kita show off-nya di media sosial dan konten," ungkapnya.
Di sisi lain, Bryan menilai ada banyak elemen yang mengikuti sebuah klub untuk bisa disebut profesional. Ketika berbicara Persis yang lebih profesional berarti Persis berinteraksi dan bersinergi dengan banyak hal, termasuk pemerintah kota, suporter, media, seluruh elemen masyarakat Solo, dan sebagainya.
Sejak awal, manajemen berkomitmen ingin ada keterbukaan. Salah satunya melalui kanal-kanal diskusi secara daring maupun luring. Sehingga, ada ruang kritik yang disampaikan kepada manajamen. "Manajemen inginnya semua kritik dan obrolan terkait pencapaian Persis bisa dilihat banyak orang karena ini era keterbukaan," jelas dia.