REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gelombang kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jawa timur terus meningkat mendekati lebaran Idul Fitri 1442 H. Penananggung Jawa Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara mengungkapkan, ada 53 pekerja migran yang dirawat setelah dinyatakan positif Covid-19 sepulang dari perantauan.
"Asal mereka masih didominasi dari penerbangan Malaysia, Singapura, disusul dari Hongkong dan Brunei Darussalam, serta dari Belanda 2 orang melalui penerbangan via Malaysia," ujar Nalendra di Surabaya, Jumat (7/5).
Nalendra menegaskan, pihaknya selalu siap siaga memangani para pekerja migran yang dinyatakan terpapar Covid-19. Mereka dipastikan akan ditangani dengan perhatian khusus, baik dari para tenaga kesehatan maupun relawan pendamping RSLI.
"Mereka akan diobservasi dan menjalani monitoring ketat terhadap Covid-19 serta kondisi kesehataan lainnya," ujar Nalendra.
Nalendra menambahkan, para pekerja migran yang terpapar Covid-19 tersebut juga bakal dilakukan pengambilan sampel begitu masuk RSLI. Sampel yang diambil akan diolah di RSLI dan dikirimkan ke Balitkbangkes Jakarta Pusat untuk penelitian lanjutan virologi terkait potensi varian baru Covid-19.
"Balitbangkes menyatakan bahwa hasilnya akan keluar sekitar dua minggu setelah sampel masuk," kata Nalendra.
Para pekerja migran yang terpapar Covid-19 dan menjalani perawatan di RSLI juga dijadwalkan menjalani test swab PCR setiap lima hari. Apabila hasilnya masih positif, mereka akan terus menjalani perawatan hingga mencapai hasil negatif.
"Kalau pemeriksaan di 5 hari pertama ternyata mereka sudah negatif, akan dilanjutkan pemeriksaan kedua yang dipercepat intervalnya, yaitu dua hari kemudian. Apabila hasil test kedua juga telah negatif, mereka dikembalikan," kata Nalendra.
Nalendra menegaskan, tugas RSLI adalah untuk tempat penanganan dan penyembuhan hingga pasien dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk karantina lanjutan akan dikembalkikan kepada Satgas PMI Jatim, yakni unsur Pemprov dan Pemkab, untuk berkoordinasi dan menindaklanjutinya.
”Kita berharap mereka benar-benar terpantau dan patuh menjalani isolasi hingga 14 hari sebelum kembali berkumpul dengan keluarganya, semata-mata untuk mengantisipasi dan menjaga agar potensi penularan Covid-19 varian baru) bisa dihindari dan diminimalisi,” kata Nalendra.