Kamis 13 May 2021 08:39 WIB

Permintaan Pot Serabut Kelapa Kebumen Meningkat Saat Pandemi

Permintaan pot serabut kelapa bisa lebih dari 250 paket per hari.

Perajin menyelesaikan pembuatan pot berbahan sabut kelapa. ilustrasi
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Perajin menyelesaikan pembuatan pot berbahan sabut kelapa. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Permintaan pot tanaman berbahan serabut kelapa asal Desa Sidomoro, Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, saat pandemi Covid-19 meningkat.

"Terutama saat beberapa daerah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), permintaan produk pot kami justru meningkat," kata produsen pot serabut kelapa Desa Sidomoro Sugiasih di Kebumen baru-baru ini.

Ia menuturkan saat PSBB mungkin banyak orang tinggal di rumah dan ingin mencari kesibukan bertanam dengan memanfaatkan pot. Sugiasih menyebutkan pada awal pandemi dengan diberlakukannya PSBB permintaan pot serabut kelapa bisa lebih dari 250 paket per hari, namun sekarang sudah normal kembali sekitar 100-200 paket per hari.

Ia menyampaikan pemasaran pot hasil produksinya dengan sistem daring (online) sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia. Harga pot serabut kelapa bervariasi dari harga Rp 5.000 hingga Rp 20 ribu per biji tergantung ukurannya.

"Bahkan ada yang pesan dengan ukuran cukup besar, harganya mencapai Rp 60 ribu per biji," katanya.

Menurut dia, dalam memproduksi pot serabut kelapa tersebut pihaknya memberdayakan sekitar 100 orang dari warga sekitar."Sehari kami bisa memproduksi minimal 300 pot dengan memberdayakan warga sekitar. Semua bahan baku berupa serabut kelapa dan kawat ram dari kami, mereka menerima ongkos pembuatan untuk ukuran kecil Rp1.500, ukuran sedang Rp2.000, dan ukuran besar sampai Rp5.000 per biji," katanya.

Sugiasih memproduksi pot serabut kelapa mulai akhir 2017. Terkait bahan baku tidak masalah karena Kebumen merupakan daerah penghasil kelapa.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement