REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meyakini wilayah yang dipimpinnya mampu lebih cepat bangkit dari pandemi Covid-19 dan menjadi barometer nasional. Keyakinan tersebut didasarkan pada fakta bahwa Jatim memiliki modal sosial, semangat gotong royong, persaudaraan, dan semangat solidaritas yang kuat.
“Saya sangat optimistis Jatim bisa bergerak lebih cepat saat fase pemulihan akibat pandemi Covid-19 ini,” kata Khofifah, Jumat (21/5).
Khofifah menyontohkan, saat awal pandemi Covid-19, medio Juli 2020, Jatim sempat menempati posisi puncak kasus Covid-19 di Indonesia. Seluruh kabupaten/kota di Jatim berstatus zona merah. Bahkan Jatim sempat menjadi provinsi dengan jumlah kasus aktif terbanyak di Indonesia.
Namun, lanjut Khofifah, dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, Jatim berhasil menekan laju penyebaran Covid-19 dan keluar dari zona merah. Kurva penambahan kasus baru di Jatim pun terus melandai. Jatim juga mencatatkan diri sebagai provinsi dengan presentase kesembuhan sangat tinggi dibandingkan provinsi lain.
“Insya Allah, dalam hal capaian vaksinasi, Jatim juga menempati posisi teratas. Ini menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat Jatim ingin secepat mungkin keluar dari situasi ini,” ujarnya.
Menurut Khofifah, jika pandemi ini dapat terkendali maka ekonomi rakyat pun akan dengan cepat pulih. Oleh karena itu, Khofifah meminta seluruh masyarakat Jatim untuk tetap berjuang melawan pandemi dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Pandemi memang belum berakhir, tapi kita tetap harus menjaga rasa optimisme atas segala ikhtiar yang kita lakukan bersama. Indonesia bukan bangsa bermental kerupuk, kita bangsa yang tangguh,” kata Khofifah.