REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS -- Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengimbau kepada semua pengelola objek wisata untuk menutup sementara kegiatan mereka demi menghindari kerumunan sebagai antisipasi penyebaran virus coronajenis baru penyebab COVID-19.
"Terkait permintaan penutupan sementara objek wisata, Sabtu (22/5) sudah kami tindaklanjuti dengan pemberitahuan melalui media sosial untuk diimbau para pengelola objek wisata menutupnya sementara waktu sambil menunggu perkembangan kasus COVID-19," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Ahad (23/5).
Sementara untuk hari Ahad (23/5), kata dia, sudah ditindaklanjuti dengan pemberitahuan melalui surat resmi kepada semua pengelola objek wisata sebagai bentuk dukungan untuk menekan kasus COVID-19 karena ketika kasusnya melandai tentunya bisa beroperasi kembali.
Hasil pemantauan di objek-objek wisata, katanya, untuk objek wisata umum memang memenuhi batas maksimal pengunjung 30 persen pada hari biasa, sedangkan akhir pekan tentunya bisa lebih sehingga harus ada pemantauan.
Sedangkan untuk wisata religi patut menjadi perhatian karena pengunjungnya dari lintas daerah. Untuk objek wisata yang dikelola pemerintah, katanya, langsung ditutup, termasuk tempat parkir wisata di Desa Colo, Kecamatan Dawe yang biasanya menampung bus peziarah ke Makam Sunan Kudus juga ditutup.
"Hal terpenting, pengelola objek wisata ada aksi untuk mendukung pemerintah menekan penyebaran kasus COVID-19 agar tidak melonjak," kata Bergas Catursari.Bupati Kudus Hartopo menambahkan tempat parkir wisata di Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu Kudus, juga sudah diinstruksikan untuk ditutup demi mencegah peningkatan kasus COVID-19 karena saat ini grafiknya meningkat.
Setidaknya, kata dia, penyedia jasa ojek, becak maupun alat transportasi lain untuk mengantar peziarah ke Makam Sunan Kudus tidak tersedia karena Pemkab Kudus tengah berupaya menekan kasusnya agar tidak meningkat.
Dengan ditutupnya objek wisata, diharapkan mobilitas warga dari luar kota bisa ditekan sehingga potensi penularan COVID-19, terutama varian virus COVID-19 yang baru tidak masuk ke Kudus, demikian Hartopo.