Senin 24 May 2021 13:50 WIB

BMKG: Awal Kemarau di Cilacap Lebih Cepat dari Prakiraan

Pemerintah Kabupaten Cilacap telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 90 juta.

BMKG: Awal Kemarau di Cilacap Lebih Cepat dari Prakiraan (ilustrasi).
Foto: AMPELSA/ANTARA
BMKG: Awal Kemarau di Cilacap Lebih Cepat dari Prakiraan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Datangnya awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berlangsung lebih cepat dari yang diprakirakan sebelumnya, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meterologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Sebelumnya, awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Cilacap diprakirakan berlangsung pada bulan Juni dan hanya sebagian kecil wilayah Cilacap bagian timur yang diprakirakan memasuki awal musim kemarau pada bulan Mei," katanya di Cilacap, Senin (24/5).

Akan tetapi berdasarkan pantauan data hujan di sejumlah pos pengamatan curah hujan, kata dia, curah hujan di beberapa wilayah Cilacap selama bulan April 2021 kurang dari 150 milimeter. Menurut dia, wilayah Cilacap yang curah hujannya kurang dari 150 milimeter selama bulan April itu meliputi Kecamatan Kroya, Kesugihan, Jeruklegi, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan, Kawunganten, Kedungreja, Patimuan, Kampung laut, Gandrungmangu, dan Sidareja.

"Sementara wilayah kecamatan yang lain, curah hujannya masih di atas 150 milimeter. Wilayah yang jumlah curah hujannya kurang dari 150 milimeter per bulan sudah dikategorikan mememasuki awal musim kemarau," katanya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan berdasarkan pantauan curah hujan bulan Mei 2021 hingga dasarian (10 hari, red.) kedua, hanya Kecamatan Majenang yang curah hujannya mencapai 175 milimeter. Menurut dia, curah hujan pada bulan Mei hingga dasarian kedua di wilayah lainnya kurang dari 150 milimeter, bahkan di Kecamatan Binangun tercatat 6 milimeter dan Nusawungu tercatat 0 milimeter.

Kendati demikian, dia mengakui bulan Mei belum berakhir, sehingga masih ada beberapa hari ke depan yang belum tercatat curah hujannya. "Namun berdasarkan data-data tersebut, untuk sementara dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar wilayah di Cilacap sudah masuk awal musim kemarau pada bulan Mei. Dengan demikian, bisa dikatakan musim kemarau di sebagian besar wilayah Cilacap lebih awal dari prakiraan, asal di sisa hari terakhir bulan Mei ini tidak terjadi hujan," katanya.

Terkait dengan kondisi tersebut, Teguh mengimbau masyarakat Kabupaten Cilacap yang bermukim di wilayah rawan kekeringan untuk lebih bijak dalam menggunakan air bersih serta waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana kekeringan pada musim kemarau 2021.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan sebanyak enam desa di Kabupaten Cilacap telah terdampak kekeringan, sehingga pemerintah desa setempat mengajukan permohonan bantuan air bersih.

"Bahkan, kami telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak empat tangki untuk warga Desa Bojong, Kecamatan Kawunganten," katanya di Cilacap, Jumat (21/5).

Sementara bantuan air bersih untuk warga Desa Purwodadi dan Rawa Apu, Kecamatan Patimuan, disalurkan pada hari Senin (24/5), sedangkan untuk warga Desa Cinangsi, Cisumur, dan Gintungreja, Kecamatan Gandrungmangu, akan disalurkan pada hari Selasa (25/5) dan Rabu (26/5).

Pemerintah Kabupaten Cilacap telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp90 juta untuk mengatisipasi bencana kekeringan khususnya penyaluran air bersih pada musim kemarau karena daerah rawan kekeringan di wilayah itu mencapai 73 desa yang tersebar di 19 kecamatan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement