Rabu 26 May 2021 15:46 WIB

Pedagang Malioboro Naikkan Harga, Pemkot Ancam Tutup Usaha

Masing-masing komunitas diminta menertibkan anggotanya dari perilaku 'nuthuk'.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kawasan Malioboro, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Kawasan Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengancam akan menutup usaha bagi pedagang yang menaikkan harga dengan tidak wajar di kawasan Malioboro. Penutupan tempat usaha tidak dilakukan untuk sementara waktu, namun permanen.

"Sebab jika itu benar (ada pedagang menaikkan harga), maka sanksinya jelas dan tegas yaitu ditutup selamanya," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, kepada wartawan dalam pesan tertulisnya, Rabu (26/5).

Heroe menuturkan, pihaknya akan menindak keras bagi yang menaikkan harga dengan tidak wajar atau 'nuthuk' tersebut. Tidak hanya berlaku bagi pedagang, juru parkir yang juga sering ditemukan melakukan aksi 'nuthuk' juga akan ditindak tegas.

"Sudah kebijakan sejak awal, siapapun yang menarik harga tidak sesuai ketentuan dan tidak normal harganya, maka sanksinya jelas. Saat itu juga ditutup dan tidak boleh jualan selamanya di Malioboro," ujarnya.

Ia menegaskan, kebijakan untuk tidak menaikkan harga ini sudah  menjadi kesepakatan semua komunitas di Malioboro. Sehingga, ia juga meminta agar masing-masing komunitas juga dapat menertibkan anggotanya sendiri dari perilaku 'nuthuk'.

"Semua komunitas dan pedagang harus menertibkan anggotanya. Sebab jika itu benar, oknum-oknum itulah yang merusak nama Malioboro dan Yogyakarta. Tidak hanya harga-harga makanan, petugas parkir atau lainnya sudah menjadi kebijakan dan akan ditindak tegas," jelas Heroe.

Heroe juga mengimbau agar masyarakat aktif melaporkan jika ditemukan adanya aksi 'nuthuk' ini. Di Malioboro, pihaknya juga terus menyiagakan petugas baik Jogoboro maupun Satpol PP Kota Yogyakarta.

"Jika mendapati persoalan yang demikian itu, segera hubungi petugas yang ada di Malioboro. Sehingga, Pemkot bisa langsung mengambil kebijakan saat itu juga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement