REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku menggunakan media sosial hanya untuk menampung keluhan dan aspirasi warga. Dia tidak pernah menanggapi para pembenci (haters) dan komentar negatif di media sosial.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut menyatakan pejabat publik jangan meninggalkan sosial media (medsos). Sebab, sekarang anak-anak muda ingin menyampaikan keluhan dan aspirasi justru lewat media sosial. Sehingga, keluhan tersebut perlu ditampung untuk ditindaklanjuti.
Selama ini, akun media sosial resmi Gibran dipegang oleh tim admin. "Kalau tim admin buka medsos pasti yang diutamakan itu keluhan warga, banjir, drainase mampet, aspal berlubang. Kalau haters-haters, pesan-pesan bernada negatif tidak kami tanggapi. Ngapain, buang-buang waktu dan kontraproduktif saja," jelasnya kepada wartawan saat dimintai tanggapan terkait video viral dengan suara mirip dirinya tengah memarahi warganet, Kamis (27/5).
Gibran memastikan suara dalam video tersebut bukan suaranya. Menurutnya, hal-hal seperti itu biasa terjadi di media sosial, sehingga pejabat publik harus siap menghadapi.
"Wong saya enggak punya waktu untuk mengurusi hal-hal kecil begitu, biarin saja orang berkata apa, yang penting kita bekerja saja," imbuhnya.
Gibran juga menyatakan tidak akan melaporkan kasus video viral tersebut ke jalur hukum. Sejak awal, dia mengaku tidak pernah melaporkan kasus-kasus penghinaan maupun pencemaran nama baik di media sosial.
"Pokoknya kita terbuka saja. Yang penting ada keluhan masuk di media sosial langsung ditanggapi dinas-dinas terkait. Yang penting itu," tegasnya.
Di sisi lain, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani sempat menyinggung mengenai sosok pemimpin itu bekerja di lapangan, bukan di media sosial. Hal itu dikatakan Puan saat menghadiri acara PDIP di Semarang, pekan lalu.
Menanggapi hal tersebut, Gibran menilai perlu keseimbangan antara bekerja di lapangan dan media sosial. Dia menekankan, media sosial harus dipakai untuk hal-hal produktif.
"Di lapangan penting, di medsos juga penting, dua-duanya harus imbang. Dan namanya medsos jangan dipakai untuk hal-hal yang tidak produktif. Menanggapi haters itu kan tidak produktif. Kita pakai medsos untuk pelayanan publik. Menanggapi keluhan masukan, yang tidak jelas tidak usah ditanggapi," pungkasnya.