REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rencana penyediaan moda transportasi Autonomous Rail Transit (ART) di kawasan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik terus dimatangkan. Pematangan rencana tersebut salah satunya melalui studi penelitian dan kerja sama yang dilakukan Balitbang Kemenhub dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan, penyediaan ART di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik tersebut berkaitan dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 80 tahun 2019 tentang Percepatan Ekonomi di kawasan Gerbangkertasusila. Maka dari itu, ia menyambut baik kerja sama yang terjalin antara Balitbang Kemenhub dengan ITS tersebut.
"Secara strategis, Kota Surabaya sudah siap. Begitu pula aglomerasi Kota Surabaya, Kabuaten Gresik, dan Kabuaten Sidoarjo," kata Emil, Jumat (27/5).
Emil menilai pematangan dan percepatan penyediaan moda transportasi ART, khususnya di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sangat bermanfaat bagi pembangunan dan kemajuan ekonomi Jatim. Mengingat mobilisasi masyarakat di tiga daerah tersebut terbilang sangat tinggi.
Kepala Balitbang Kemenhub, Umar Aris menyampaikan, studi dan kerja sama awal dengan ITS membahas soal kerangka regulasi. Kerja sama tersebut juga untuk membahas aspek teknis yang meliputi aspek keterjangkauan, dan aspek ekonomi secara komprehensif.
"Setelah itu akan dilakukan studi lanjutan yang lebih dalam. Membahas aspek-aspek implementasinya," ujarnya.
Rektor ITS Muhammad Ashari menyampaikan, kerja sama yang dijalin dengan Balitbang Kemenhub terkait perencanaan penyediaan moda transportasi ART di beberapa wilayah di Jatim tersebut masih tahap awal. Rencananya, studi tentang ART akan diterapkan di beberapa daerah di Jatim.
Termasuk di daerah pinggiran yang titik-titiknya sudah tercantum dalam Perpres 80 tahun 2019. Di antaranya, di Stasiun Pasar Turi, Stasiun Kamal, dan Stasiun Bangkalan, Madura.
"Meski demikian, kita masih harus mengkaji teknis-teknisnya, kemudian jalan yang memenuhi syarat serta pengelolaannya," kata dia.
Maka dari itu, lanjut Ashari, sangat penting untuk melakukan riset yang lebih detail dalam hal teknis. Termasuk menyesuaikan dengan rencana yang sudah ada. Khusus Kota Surabaya, kata Ashari, sudah dibuatkan desainya dari sisi utara-selatan-timur-barat.
"Pemprov Jatim juga hendak meng-upgrade kereta api Sidoarjo-Surabaya. Ini harus menjadi substitusi. Tidak boleh bertabrakan. Sangat disayangkan anggarannya," kata dia.