REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Warga RW 2, 3 dan 4 Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Solo, mengeluhkan banjir yang sudah terjadi puluhan tahun ketika musim hujan akibat buruknya sistem drainase. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, berjanji bakal membenahi sistem drainase di Kota Bengawan secara menyeluruh.
Lokasi banjir yang dikeluhkan tersebut berada di perkampungan sekitar palang pintu Kereta Api (KA) Jebres. Banjir kerap terjadi lantaran drainase yang berada di bawah rel KA sekitar Stasiun Jebres tersebut menyempit.
Sekretaris RW 3 Kelurahan Jebres, Agung Raharjo, mengatakan, banjir terjadi akibat drainase di sekitar lokasi tersebut tidak mampu menampung aliran air hujan sehingga meluap dan menggenangi rumah warga.
"Ada dua puluhan rumah yang biasanya terkena banjir, saya tinggal 50 tahun di sini banjir terus. Salurannya tidak muat, ya segitu. Saluran ini sejak zaman Belanda," kata Agung kepada wartawan di sela-sela kegiatan Wali Kota meninjau titik-titik lokasi banjir, Jumat (28/5).
Menurut Agung, saat banjir air lebih cepat meluap. Sekitar 30 menit setelah hujan, maka air sudah menggenang dan kendaraan bermotor terpaksa berhenti lantaran tidak bisa lewat.
"Dulu Pak Jokowi [saat menjabat Wali Kota] cuma melebarkan bagian hulu. Mau melebarkan bagian bawah rel berbenturan dengan PT KAI, karena ini lahan PT KAI. Bisa dilebarkan tapi yang membangun harus dari PT KAI, tidak boleh dari Pemkot," ungkap Agung.
Agung berharap, Gibran yang notabene putra Presiden Joko Widodo bisa berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar PT KAI bersama Pemkot Solo bisa merealisasikan pembenahan drainase tersebut.
Wali Kota Gibran menyatakan, sudah mengetahui persoalan luapan air di sekitar palang pintu Jebres, yakni drainase sudah dilebarkan tapi menyempit di lahan PT KAI. Karenanya, Pemkot bajal berkoordinasi dengan PT KAI agar persoalan tersebut segera terselesaikan.
"Ya nanti perlu koordinasi dengan PT KAI soalnya dengan debit air yang semakin membesar itu kan drainase yang menyempit di lahan PT KAI karena melewati rel, ya nanti segera kami koordinasikan," ujar Gibran.
Selain di palang pintu Jebres, Gibran juga meninjau drainase dan lokasi titik–titik banjir lainnya seperti depan Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jl Muh Yamin (Notosuman), dan Joyotakan. Persoalan lain yang ditemui yakni, drainase mampet karena banyaknya sampah yang menyumbat aliran air.
Wali Kota menyatakan dalam waktu dekat bakal dipasang box culvert untuk memperlancar arus air karena sedimentasinya lebih besar dari selokan biasa. Sebelumnya, sedimentasi bakal dikeruk, kemudian dibuat sodetan baru ke arah Jalan Honggowongso lalu dipasang box culvert. Sedangkan untuk saluran depan OJK akan dikeruk dan diperdalam oleh OJK.
Gibran mengungkapkan, dari titik-titik lokasi banjir tersebut akan dikerjakan drainasenya secara menyeluruh dan paralel. Pemkot telah melakukan pendataan terhadap rumah atau lahan warga nantinya yang terdampak.
"Nanti pengerjaan drainasenya harus menyeluruh, jadi tidak bisa parsial. Misalnya kita garap sini dulu, nanti kelurahan sebelahnya banjir, ya harus menyeluruh," terangnya.
Menurutnya, pengerjaan perbaikan drainase direncanakan selesai pada 2022 hingga 2023.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Endah Sitaresmi Suryandari, mengatakan, saluran di sekitar palang pintu Jebres tersebut dilebarkan sewaktu dirinya masih menjabat Kabid Drainase. Selama ini, solusi dari Pemkot dengan membangun polder kecil untuk menampung sementara aliran air dari barat dan utara.
"Memang posisinya ini memang daerah terendah, gorong-gorongnya ada di bawah rel, kendalanya cuma itu. Jadi kalau warga mengeluhkan genangan itu saya tidak akan bisa memberikan solusi kecuali satu itu harus dilebarkan," paparnya.