REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba, pada Ahad (30/5) lalu kembali menggelar aksi tunggal. Kali ini, dilakukan di Underpass Kentungan, Ring Road Utara, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Aksi tunggal ini dilakukannya sebagai bentuk protes dan desakan agar pihak kontraktor, yakni PT Istaka Jaya segera memperbaiki kerusakan yang terjadi di Underpass Kentungan. Kerusakan, terutama ketika terjadi hujan sangat deras.
"Karena bila hujan dengan intensitas tinggi, maka Underpass Kentungan, khususnya di terowongan mengalami banjir. Itu sangat riskan terjadi kecelakaan," kata Kamba.
Sebelum ini proyek pembangunan Underpass Kentungan juga sudah memakan korban sebuah kendaraan mobil terperosok karena pengerukan yang diduga tidak benar. Kemudian, pemasangan gambar-gambar ikonik yang tidak terlihat penyelesaiannya.
Kamba menekankan, tentu saja persoalan krusial dari sini merupakan keselamatan bagi pengguna jalan. Selain itu, ada pula penutup selokan yang tidak datar sampai masalah resapan air yang menimbulkan banjir saat musim hujan tiba.
JCW mendesak PT Istaka Karya mempertanggungjawabkan pekerjaan. Ia juga meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencermati proyek yang nilai pagunya Rp 126 miliar lalu dimenangkan Rp 101,6 miliar tersebut.
"Tunggakan terhadap subkontraktor segera dilunasi. Jangan sampai warga Yogyakarta yang menjadi korban akibat kontraktor tidak bekerja secara profesional," ujarnya.
Aksi Kamba dilakukan dengan mandi kembang disertai uang koin dan uang kertas sebagai simbol akibat proyek yang tidak dilakukan profesional mengakibatkan banjir. Uang jadi simbol proyek pembangunan itu merupakan uang dari rakyat.
Setelah aksi ini JCW akan menyurati Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, tembusan Presiden Jokowi agar melihat langsung proyek Underpass Kentungan itu. Kepada KPK dan BPK juga diminta dapat mencermati proyek underpass tersebut.