REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini Gempa UGM, Prof Sunarno mengatakan, alat deteksi yang dikembangkan berhasil mendeteksi gempa di Toli-Toli tiga hari sebelum kejadian. Gempa itu sendiri terjadi pada Sabtu (29/5).
Sunarno menuturkan, alat deteksi yang dikembangkan sudah memprediksi tiga hari sebelum kejadian. Bahkan di DIY sendiri, alat ini sudah mampu memprediksi 3-7 hari sebelum kejadian gempa, walaupun alat itu masih harus terus dikembangkan.
"Selama ini kami baru dapat memprediksi tiga hari sebelum gempa dengan lokasi antara Aceh-NTT. Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3-7 hari sebelum gempa khusus untuk DIY, mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY," kata Sunarno, Rabu (2/6).
Alat yang saat ini dikembangkan merupakan teknologi trianggulasi agar dapat memprediksi posisi pusat gempa yang lebih presisi. Selama dalam proses riset dan pengembangan, alat ini mampu selalu tepat memprediksi kejadian gempa.
Sistem yang dikembangkan terdiri dari EWS yang tersusun dari komponen seperti detektor kondisi level air tanah dan gas radon, pengondisi sinyal, pengendali, penyimpan data, sumber daya listrik. Serta, memanfaatkan internet of thing (IoT).
Cara kerja alat berdasar perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang jadi anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi. Bila akan terjadi gempa di lempengan, muncul paparan gas radon alam dari tanah yang naik signifikan.
"Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan," ujar Sunarno.
Penelitian yang sudah dilakukan sejak 2018 ini memang dikhususkan mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum gempa bumi. Pengamatan lalu dikembangkan, sehingga dirumuskan dalam algoritma prediksi sistem peringatan.
Bahkan, sistem terbukti mampu memprediksi gempa yang terjadi di Barat Bengkulu M 5,2 28 Agustus 2020, Barat Daya Sumur-Banten M 5,3 26 Agustus 2020, Barat Daya Bengkulu M5,1 29 Agustus 2020, Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 1 September 2020.
"Kemudian, Barat Daya Pacitan Magnitudo 5,1 pada 10 September 2020, dan gempa Tenggara Nagan Raya-Aceh Magnitudo 5,4 pada 14 september 2020," kata Sunarno.