REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya, Jawa Timur, menerbitkan lima judul buku menandai setahun beroperasinya rumah sakit darurat untuk para pasien yang terinfeksi COVID-19 tersebut.
Ketua Panitia peringatan setahun RSLI Surabaya dr Ngurah Arie Kapindra Dharma menjelaskan dua buku di antaranya diterbitkan oleh para dokter dan tenaga kesehatan dan tiga buku ditulis sukarelawan pendamping pasien COVID-19. "Masing-masing berjudul 'Panduan Standar Operasional Prosedur RS Lapangan Kogabwilhan II' dan 'Tupoksi Tata Kelola Rumah Sakit Lapangan Kogabwilhan II'," katanya di sela penerbitan buku itu, Selasa (2/6).
Dua buku tersebut merupakan dokumentasi dan rekam jejak yang telah ditorehkan oleh para tenaga kesehatan dalam memberikan layanan medis kepada para pasien COVID-19. "Buku ini bisa menjadi dokumentasi sekaligus gambaran dan bahan referensi bagi pihak lain untuk menyelami seluk beluk pengelolaan rumah sakit serta penanganan COVID-19 di RS Lapangan Surabaya. Semoga bisa bermanfaat untuk banyak pihak," katanya.
Sedangkan, tiga buku lainnya diterbitkan sukarelawan pendamping pasien COVID-19. Masing-masing berjudul "Dedikasi Relawan Pendamping Keluaga Pasien COVID-19 dalam Upaya Penyembuhan dan Rehabilitasi Pasien RS Lapangan Indrapura", "Support and Education Relawan Pendamping Keluarga Pasien COVID-19 RS Lapangan Indrapura" dan "Kiprah Relawan dalam Pendampingan Nonmedis Pasien COVID-19 RS Lapangan Indrapura".
Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien COVID-19 di RS Lapangan Surabaya Radian Jadid menjelaskan ketiga buku tersebut merupakan catatan dan dokumentasi perjalanan para relawan pendamping di RS Lapangan Surabaya dalam memberikan pelayanan nonmedis selama setahun.
"Banyak yang dilakukan para relawan dan tidak akan cukup diuraikan satu persatu dalam lembaran-lembaran kertas. Namun, setidaknya melalui buku ini bisa memberikan gambaran atas kerja kerelawanan mereka selama bertugas di RS Lapangan Surabaya," katanya.
Pihaknya berharap ada umpan balik, masukan, serta saran untuk memantau dan memperbaiki hingga membangun relawan, khususnya di RSLI, agar lebih baik lagi di masa mendatang. "Semoga buku ini bisa dijadikan bahan referensi serta dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi semua pihak yang mendedikasikan dirinya dalam kerja-kerja kemanusiaan," demikian Radian Jadid.