REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, Jawa Timur, menyebut pemahaman warga Kota Pahlawan, Jawa Timur, khususnya di perkampungan, terkait pengendalian kebakaran mulai meningkat. Pemahaman warga itu dapat dilihat pada saat kejadian kebakaran, di mana petugas PMK tiba di lokasi sudah tinggal pembasahan bara-baranya.
"Kemudian memastikan suhu thermal apakah berpotensi terjadinya perambatan atau tidak. Karena sudah bisa dipadamkan oleh warga," kata Kepala Dinas PMK Surabaya Dedik Irianto di Surabaya, Ahad (6/6).
Ia mengatakan selama ini PMK rutin melakukan sosialisasi terkait pengendalian kebakaran di perkampungan padat penduduk, terutama memasuki musim kemarau. Melalui sosialisi tersebut diharapkan warga tidak panik dan mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran di lingkungannya.
"Alhamdulillah karena kami gencar sosialisasi ke RT/RW sebelum pandemi Covid-19. Alhasil kami sering tiba di TKK ternyata api sudah berhasil dipadamkan oleh warga. Artinya,masyarakat menjadi juru padam yang sebenarnya," kata DedikIrianto.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, ketika sebuah permukiman penduduk terjadi kebakaran, maka penanganan pertama itu adalah warga setempat. "Kekuatan untuk mengatasi kebakaran itu adalah saat penanganan pertama kali atau di tiga menit pertama dan itu adalah warga setempat," katanya.
Ia memastikan, dalam setiap RT/RW sudah dibentuk relawan yang sigap dan cepat dalam mengendalikan kebakaran. Sebab itu, ia memastikan, setiap relawan per RW harus ada satu orang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
Relawan tersebut, nantinya akan dibekali kendaraan motor lengkap yang dapat menampung air. "Sehingga ketika ada kebakaran bisa langsung bertindak, bisa langsung menghentikan kebakaran. Tidak semua kelurahan memang, tapi wilayah kampung padat penduduk yang paling penting," kata Eri.