REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur intensif melakukan kegiatan penyemprotan disinfektan guna menekan jumlah kasus penyebaran COVID-19 di wilayah setempat yang masih tinggi.
"Awal pandemi dulu, penyemprotan dilakukan seminggu tiga kali. Saat ini dua kali, setiap Selasa dan Kamis," ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madiun Yanu Budilarto di Madiun, Selasa (8/6).
Menurut dia, setiap penyemprotan melibatkan 35 personel tim gabungan. Terdiri petugas gabungan dari unsur BPBD, Satpol PP dan Damkar, PMI, DPUPR, Disperkim, DLH, Dinas Perdagangan, serta perwakilan dari tiga kecamatan.
"Masing-masing petugas gabungan membawa armada yang sudah dimodifikasi jadi kendaraan penyemprot," kata dia.
Penyemprotan tidak hanya dikhususkan di tempat-tempat fasilitas umum (fasum) atau kantor dan instansi. Namun juga menyasar hingga kampung-kampung.
"Utamanya di lingkungan kelurahan atau rumah tangga dengan kasus aktif COVID-19 yang tinggi," kata dia.
Selain penyemprotaan disinfektan, Pemkot Madiun juga meminta masyarakat disiplin mematuhi protokol kesehatan. Hal itu mengingat penambahan kasus konfirmasi di Kota Madiun cukup tinggi akhir-akhir ini.
Sesuai data, di Kota Madiun kasus COVID-19 hingga Selasa mencapai 2.740 orang. Dari jumlah itu, 2.462 orang di antaranya telah sembuh, 36 orang masih dalam perawatan, 52 orang isolasi mandiri, dan 184 orang meninggal dunia.
Tambahan kasus per Selasa ini, konfirmasi baru 11 orang, sembuh 11 orang, dan meninggal dunia dua orang.Kasus aktif COVID-19 Kota Madiun per Selasa ini mencapai 88 orang, sedangkan, jumlah "tracing" hari ini sebanyak 44 orang.