REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kementerian Perhubungan dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menandatangani MoU pengembangan aerotropolis sekitar ibu kota negara baru. Dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Balitbanghub Kemenhub dan Direktorat Penelitian UGM.
Kepala Balitbanghub Kemenhub, Umar Aris mengatakan, MoU ini jadi langkah saling menguntungkan memanfaatkan potensi, keahlian, dan fasilitas yang dimiliki masing-masing. Serta, dilaksanakan dalam rangka pengembangan ibu kota negara yang baru.
Selain itu, juga menggali potensi kolaborasi ke depan baik dalam sisi penelitian, penyediaan, dan pengembangan SDM. Sebelum ini, Balitbanghub Kemenhub dan UGM telah pula melakukan kerja sama tri dharma, pengembangan SDM, dan teknologi transportasi.
"Harapannya, bisa terus memperkuat kerja sama yang telah terjadi, sehingga mohon bantuan UGM bisa menjadi mitra strategis Balitbanghub Kemenhub," kata Umar.
Ia menerangkan, Balitbanghub Kemenhub memiliki tugas penelitian dan pengembangan transportasi di Tanah Air, termasuk transportasi udara. Karenanya, penelitian terus diusahakan untuk menjawab berbagai persoalan dan tantangan di bidang transportasi.
Sekaligus, lanjut Umar, memberikan rekomendasi dalam pengambilan keputusan solutif dan bermanfaat bagi bangsa. Kemajuan transportasi membutuhkan inovasi dan sinergi antar pemangku kebijakan melalui pendekatan pentahelix, sehingga perlu kolaborasi.
"Harapannya, melalui kesepahaman bersama ini bisa terjalin kerja sama yang sinergis dan implementatif," ujar Umar.
Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, menyampaikan rasa terima kasih karena Kemenhub telah mempercayai UGM jadi mitra kerja sama. Ia menyambut baik kerja sama yang akan dilakukan dalam pengembangan aerotropolis wilayah sekitar ibu kota negara baru.
Panut menilai, semakin maju sebuah negara menjadikan mobilitas masyarakatnya juga akan semakin meningkat. Meskipun mobilitas masyarakat saat ini dibatasi karena adanya pandemi, tapi ke depan pergerakan manusia akan berjalan semakin intens.
"Di sini peran perhubungan sangat luar biasa karena persoalan kenyamanan, keamanan, dan ketepatan transportasi menjadi hal-hal yang penting," katanya.
Untuk itu, penelitian persoalan transportasi di lapangan harus terus dilakukan berkelanjutan. Terlebih, Panut mengingatkan, perkembangan teknologi yang semakin cepat memerlukan pula penyesuaian dalam pemanfaatan teknologi bidang transportasi.
"Melalui kerja sama antara UGM dengan Kemenhub secara berkelanjutan diharapkan bisa mendorong terwujudnya transportasi aman, nyaman, cepat, dan tepat waktu memanfaatkan berbagai teknologi yang ada saat ini," ujar Panut.