REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan sampai saat ini sudah ada 275 orang di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta yang positif covid. Angka ini merupakan hasil tracing beberapa hari terakhir.
"Yang positif 165 orang itu kemarin sore, ditambah 110 orang, sekarang sudah 275 orang, tracing masih karena itu blok-blok," kata Joko, Senin (14/6).
Ia mengaku sudah pula mengusulkan Kepala Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta agar dari lima blok yang ada, dua blok diperuntukkan karantina warga positif. Jadi, warga binaan yang setelah diswab positif jadi satu di blok D dan blok E.
Sedangkan, warga binaan yang setelah diswab negatif tetap harus menjalani karantina dan menempati tiga blok lain, tidak dicampur warga positif. Meski begitu, posisi Sleman sekadar mengusulkan karena pengelola lapas provinsi.
Joko menerangkan, awal kasus ini dimulai dari 6 Juni 2021 seorang sipir lapas mengeluh sakit, alami gangguan penciuman, swab mandiri dan hasilnya positif. Setelah beberapa teman sipir itu diswab ternyata ada empat orang lain positif.
"Karena sipir sering kontak dengan warga binaan seperti mengatur makan, olah raga, tidur dan lain-lain, di antara warga ada yang bergejala, demam, ada 15 orang diperiksa ternyata ada 11 yang positif," ujar Joko.
Mengingat pola yang tidak jelas, akhirnya dilakukan swab massal 350 orang pada 10 Juni 2021 dengan hasil 112 warga binaan dan 13 karyawan positif. Kemudian, hari berikutnya RSUP Dr Sardjito juga mengeluarkan hasil tambahan 40 positif.
"Kita tahu kalau di lapas setiap hari berkerumun, paling tidak satu blok, kalau ada satu positif dengan cepat menyebar, resiko satu institusi berkumpul, lapas itu mungkin sel sel terpisah, tapi satu sel isi berapa, satu blok," kata Joko.
Terkait itu, penanganan yang sudah dilakukan disiapkan isolasi bagi semua yang positif. Joko membenarkan, mereka memang menyarankan agar mereka yang positif tidak dilakukan isolasi di luar lapas karena statusnya masih warga binaan.
Apalagi, lanjut Joko, di Lapas Narkotika Kelas II A Yogyakarta sudah ada klinik dengan dokter penanggung jawab, serta kerja sama puskesmas terdekat. Ditambah penyemprotan disinfektan setiap hari, ia merasa, penanganan masih cukup baik.
"Sejauh ini tercukupi," kata Joko.
Kemunculan kasus-kasus ini tentu saja menjadi pengingat, khususnya bagi Sleman, yang masih memiliki lapas lain seperti Lapas Cebongan. Joko menekankan, mereka sudah mengingatkan agar protokol kesehatan tetap dilaksanakan secara ketat.
Dia mengingatkan, resiko penularan sangat tinggi di tempat-tempat yang ditinggali secara bersama seperti lapas. Apalagi, sejauh ini vaksinasi belum secara menyeluruh sampai ke warga binaan, dan baru ke petugas-petugas lapas.