REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim dr. Makhyan Jibril Al Farabi membenarkan adanya temuan tiga warga yang terjangkit Covid-19 B16172 Delta strain India. Jibril mengungkapkan, ketiga warga tersebut diketahui terpapar Covid-19 setelah terjaring penyekatan di Jembatan Suramadu.
"Inggih benar (ada tiga pasien), domisilinya dua Bangkalan dan satu Bojonegoro, kesemuanya didapatkan dari penyekatan," ujarnya dikonfirmasi Senin (14/6).
Jibril menjelaskan, untuk dua pasien yang berdomisili di Bangkalan, saat ini dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Surabaya. Sedangkan satu pasien sisanya dirawat di Rumah Sakit Bojonegoro.
"Kalau yang di RS Lapangan gejalanya ringan, kalau yang di Bojonegoro sedang," ujarnya.
Setelah adanya temuan tersebut, kata Jibril, Pemprov Jatim akan terus berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dan Polda Jatim agar bisa terus melakukan penyekatan di Jembatan Suramadu. Dalam penyekatan yang berlangsung sejak 5 Juni lalu, telah ada 31.578 orang yang diswab antigen.
"Dengan hasil 668 positif antigen, dengan hasil akhir 362 kasus dengan hasil swab PCR positif," kata Jibril.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengungkapkan adanya tiga warga Jatim yang terpapar Covid-19 India atau B16172. Ia mengatakan, dari tiga pasien yang terinfeksi varian B16172 itu, dua orang di antaranya adalah pasien yang dirawat di rumah sakit Surabaya.
Sedangkan, satu lainnya dirawat di Kabupaten Bojonegoro. Ketiganya terdeteksi terpapar Covid-19 varian India berdasarkan whole genome sequencing (WGS) yang dilakukan di ITD Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
"Pagi tadi saya dapat info dari Pak Rektor (Unair) dari 24 sekuensing, pagi tadi keluar tiga. Dari tiga ini terkonfirmasi ada mutasi B16172 berarti ini strain India. Dua posisi Surabaya, satu Bojonegoro," ujar Khofifah.
Khofifah mengaku telah meminta Koordinator Tracing Satgas Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso untuk melakukan penelusuran terhadap mereka yang melakukan kontak erat dengan ketiga orang dimaksud. Khofifah juga mengaku telah berkoordinasi dengan rumah sakit di Bojonegoro agar warga tersebut mendapat perawatan efektif.
"Saya menugaskan Koordinator Tracing Provinsi Pak dr Kohar untuk melakukan tracing yang sudah terkonfirmasi kontak erat. Jadi kontak erat siapa saja. Ini sama seperti dengan Kudus," ujar Khofifah.