REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan terus menambah jumlah tempat isolasi sementara atau selter untuk warga terpapar Covid-19 dengan gejala ringan maupun tanpa gejala di tingkat kelurahan.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, kasus Covid-19 di Bantul ada kecenderungan meningkat, karena itu pemerintah akan melakukan langkah yang disiplin dan tegas untuk semakin membudayakan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
"Di samping itu pemkab hari ini terus menambah selter-selter terutama di desa-desa, dengan dukungan tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat," katanya.
Menurut dia, sebagian desa di Bantul sudah mendirikan selter Covid-19 dengan memanfaatkan gedung atau balai kelurahan setempat, agar pasien tidak menumpuk di rumah sakit lapangan maupun rumah sakit rujukan Covid-19 tingkat kabupaten.
"Saat ini kapasitas ruang isolasi Covid-19 masih 60 persen, artinya masih ada ruang untuk menampung masyarakat yang terpapar Covid-19," katanya.
Bupati juga mengatakan, Kabupaten Bantul yang sudah dinyatakan sebagai zona merah kasus Covid-19 ini nanti juga akan dilakukan pengelompokan wilayah, mana yang dikategorikan zona merah, zona hijau agar dapat dilakukan penanganan sesuai risiko penyebarannya.
"Harus ada pengetatan-pengetatan sampai di tingkat mikro, tingkat RT, RW nanti itu ada daftarnya RT mana yang zona merah, zona hijau, itu nanti akan kita lakukan secara berbeda sesuai dengan tingkat paparan Covid-19 di wilayah-wilayah itu," katanya.
Meski begitu, bupati terus mengajak masyarakat bersama memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.
Data Satgas Penanggulangan Covid-19 Bantul menyebut, total kasus positif per Selasa (16/5) berjumlah 15.752 orang, dengan angka sembuh berjumlah 14.023 orang. Sementara kasus meninggal 399 orang, sehingga pasien yang masih isolasi sebanyak 1.330 orang.