REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim, Himawan Estu Bagijo mengaku, pihaknya terus mencoba memfasilitasi penyaluran 40 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kontraknya habis untuk memperoleh pekerjaan di daerah asalnya. Namun, kata dia, di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan, ketersediaan lowongan pekerjaan sangat minim.
Sehingga, para pekerja migran yang kembali ke kampung halamannya tersebut tetap bisa memperoleh penghasilan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan keterampilan. "Karena kalau melatih hard skill di tempat kerja, lowongannya tidak ada," kata Himawan, Kamis (17/6).
Minimnya lowongan kerja, kata Himawan, karena banyak perusahaan yang belum berani menambah karyawan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum pasti ujungnya. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang justru mengurangi jumlah karyawannya. Maka dari itu, kata dia, pelatihan keterampilan menjadi solusi tepat agar para pekerja migran itu bisa mandiri.
Disnakertrans Jatim, lanjut Himawan, bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam memberikan pelatihan tersebut. "Kami bersama BI berusaha mengembangkan model usaha, sekali lagi bisanya usaha mandiri," ujar Himawan.
Himawan menyampaikan, jumlah PMI yang pulang ke Jatim sejak 27 April-7 Juni mencapai 10.907 orang. Para pekerja migran tersebut sebagian besar berasal dari Madura. Rinciannya, Kabupaten Sampang 1.910 orang, Pamekasan 1.004 orang, dan Bangkalan 982 orang. Jumlah pekerja migran yang pulang kampung lebih banyak lagi jika dilihat berdasarkan hasil rekap sejak pandemi Covid-19 merebak, tepatnya pada 2020.