REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Bulog Kota Surakarta terus melakukan penyerapan gabah hasil panen petani di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, pada masa pandemi COVID-19 dengan realisasi pengadaan telah mencapai 11.700 ton setara beras.
"Realisasinya yakni 11.700 ton atau sekitar 24,4 persen dari target maksimal tahun ini," kata Pemimpin Bulog Kantor Cabang Surakarta, Ninik Setyowati, di Solo, Kamis (24/6).
Menurut Ninik, stok beras di Gudang Bulog di Solo Raya hingga kini, juga telah mencapai 17.500 ton, atau masih aman untuk pengadaan Bulog, yang ditargetkan mencapai 48.000 ton pada akhir 2021. Ia juga memastikan Bulog di wilayah ini mampu memenuhi kewajiban stok nasional 1,5 juta ton, meski untuk penyaluran masih terkendala, karena saat ini tidak ada lagi penugasan untuk program beras raskin.
"Bulog saat ini tidak ada keseimbangan antara stok yang diserap dengan stok yang disalurkan," katanya.
Ia menegaskan penyimpanan beras yang lama di gudang dengan masa yang tidak pasti, bisa menambah beban Bulog dari segi perawatan, serta bisa mengganggu kualitas beras. Dalam kesempatan ini, ia mengatakan pengadaan gabah Bulog, sudah sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.24 Tahun 2020 yang mengatur tentang harga pembelian pemerintah (HPP) untuk pembelian gabah/beras sejak 19 Maret 2020.
Untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dengan kadar air 25 persen ditetapkan sebesar Rp4.200 per kilogram dan GKP kadar air 25 persen di tingkat penggilingan Rp4.250 per kilogram. Selain itu, Gabah Kering Giling (GKG) kadar air 14 persen di tingkat penggilingan Rp5.250 per kilogram,GKG kadar air 14 persen di gudang Bulog Rp5.300 per kilogram, dan harga beras kadar air 14 persen sebesar Rp8.300 per kilogram.
"Kami harga beras CBP kualitas median dengan harga Rp8.300 per kilogram dan untuk kualitas premium pengadaannya sesuai permintaan, harganya akan menyesuaikan," katanya.