REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur dr. Dodo Anondo mengatakan tingkat keterisian atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah setempat hampir mencapai 100 persen.
"Peningkatan itu terjadi karena lonjakan kasus di hampir seluruh daerah Jatim. Terlebih, pasien yang masuk rumah sakit bergejala sedang dan berat," ujarnya, Senin (28/6).
Dodo tidak menampik kalau ada fenomena rumah sakit yang mengalami penumpukan pasien karena banyak yang tidak mendapat kamar isolasi. Dampaknya, banyak pula pasien yang masih dirawat di ruang Unit Gawat Darurat (UGD). Ia mencontohkan, di rumah sakitnya sekarang ini total tempat tidur isolasi biasa sudah terisi penuh 92 pasien, sedangkan ICU juga terisi penuh 12 pasien.
"Saat ini 12 unit tempat tidur di UGD sudah terisi penuh, bahkan ada pasien yang terpaksa duduk karena kehabisan tempat tidur," ucap dia.
Dodo menambahkan, upaya yang paling ideal adalah menambah rumah sakit lapangan untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan sehingga pasien dengan gejala ringan dan sedang bisa segera tertangani atau tidak menjadi berat. Menurut dia, jika harus menambah tempat tidur di rumah rujukan akan sulit karena ruang dan tenaga kesehatan terbatas.
"Penekanannya di hulu harus diperketat. Masyarakat ini, sampai sekarang seperti hari-hari biasa merasa tidak ada Covid-19. Ini yang harus diantisipasi, bagaimana masyarakat harus betul-betul taat sehingga perlu pengetatan dari PPKM," kata dr Dodo.
"Masyarakat itu kalau tidak perlu ya sudah di tingkat RT/RW dan kelurahan betul-betul dijaga biar tidak ke mana-mana," tutur dia menambahkan.
Dodo juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut periksa ketika sudah merasakan ada gejala maupun pernah kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19.