REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman, DIY, terus melaksanakan vaksinasi massal kepada pedagang pasar. Kali ini, vaksinasi berjenis AstraZeneca diberikan kepada sekitar 1.500 pedagang Pasar Buah Tempel, petugas SPBU, dan penjual elpiji yang ada di sekitar Pasar Tempel.
Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, vaksinasi ini merupakan usaha memberi rasa aman dan nyaman kepada pengunjung pasar baik pedagang maupun pembeli. Ia berharap, kegiatan ini efektif menurunkan angka covid secara keseluruhan.
Setelah mengikuti vaksinasi, Kustini mengajak masyarakat untuk tetap di rumah saja selama pandemi masih berlangsung. Apalagi, selama dua pekan terakhir kasus positif di Sleman mengalami kenaikan signifikan salah satunya karena aktivitas masyarakat.
"Meski banyak pedagang sudah divaksin, namun pedagang pasar tetap harus menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan," kata Kustini, Selasa (29/6).
Ia mengimbau masyarakat setidaknya berada di rumah selama satu pekan ini dan menahan diri dari aktivitas sekunder maupun tersier. Sebab, selama ini masyarakat dirasa masih melakukan aktivitas yang tidak terlalu mendesak dan kerap berkerumun.
Untuk itu, ia meminta Panewu, Lurah, Karang Taruna, sampai PKK untuk bisa membantu melakukan sosialisasi sekaligus memberikan contoh gerakan di rumah saja. Termasuk, menunda atau menghentikan aktivitas perkantoran dan mengoptimalkan secara daring.
"Dengan kepemimpinan yang tepat dan gerakan gotong royong ini, diharapkan penyebaran virus bisa dihentikan," ujarnya.
Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih menuturkan, vaksinasi kali ini merupakan yang ketujuh dilaksanakan pada Juni. Menurut Mae, sepanjang bulan ini mereka menarget akan melakukan vaksinasi kepada sebanyak 10 ribu pedagang pasar.
"Vaksinasi ini turut melibatkan 40 orang tenaga kesehatan yang terdiri dari Dinkes Sleman, Puskesmas Tempel, dan relawan," kata Mae.
Kepala Dinkes Sleman, Joko Hastaryo mengungkapkan, sejauh ini total untuk dosis pertama sudah diberikan kepada 224.068 orang atau sekitar 122,73 persen. Lalu, untuk dosis kedua sudah dilakukan kepada 136.265 orang atau 74,65 persen.
Untuk DIY, Sleman memang melakukan vaksinasi dengan penerima paling banyak karena jumlah penduduk yang juga banyak. Walau bersyukur antusiasme warga cukup tinggi, ia mengingatkan, vaksinasi sendiri sangat tergantung pasokan vaksin dari pusat.
Belum lagi, ia menekankan, vaksin yang diterima pemerintah pusat harus dapat dialokasikan ke seluruh Indonesia. Itu pula yang menyebabkan pelaksanaan vaksinasi harus lewat kriteria-kriteria, termasuk cara mendaftarkan diri dan lain-lain.
"Prinsipnya, kalau vaksin ada kita siap, seperti Juni ini karena vaksin tersedia banyak kita bisa tambahan vaksinasi untuk dosis pertama ke 30 ribu, sehingga total melebihi target," tegas Joko.