REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta kembali melarang anak di bawah lima tahun (balita) masuk mal menyusul kenaikan jumlah kasus Covid-19 di sejumlah daerah termasuk Solo.
"Anak-anak tidak boleh ke mal, karena (saat ini) banyak anak yang terpapar. Kami berkorban beberapa minggu ini," kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Selasa (29/6).
Berdasarkan pada Surat Edaran (SE) Wali Kota Surakarta Nomor 067/2022 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Peran Satuan Tugas Tingkat Kelurahan Untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Kota Surakarta, selain anak berusia kurang dari lima tahun, untuk ibu hamil dan orang lanjut usia risiko tinggi juga dilarang memasuki pusat perbelanjaan.
Bukan hanya pusat perbelanjaan, namun larangan ini juga berlaku di pasar tradisional, toko modern, tempat hiburan, tempat bermain, dan tempat wisata. Selain itu, dikatakannya, untuk jam operasional tempat-tempat tersebut juga akan ada penyesuaian, yakni diperpendek dari pukul 10.00-21.00 WIB menjadi 10.00-20.00 WIB.
Terkait hal itu, perwakilan Public Relations Solo Grand Mal (SGM) Ni Wayan Ratrina mengatakan akan menyesuaikan aturan tersebut.
"Untuk SGM tentu kami menyesuaikan, sejak SE keluar kami juga mengeluarkan peraturan untuk masyarakat yaitu anak usia di bawah lima tahun, lansia, dan ibu hamil tidak boleh masuk mal. Kami kan tinggal di Solo, dengan pemberlakuan ini artinya kami menyesuaikan," tuturnya.
Penyesuaian tersebut, dikatakannya, termasuk jam operasional yang hanya diperbolehkan sampai jam 20.00 WIB. Sementara itu, menurut dia sejak terjadinya kenaikan angka kasus Covid-19 di sejumlah daerah memang sudah terjadi penurunan jumlah pengunjung. Ia mengatakan semenjak dilakukannya pelonggaran usia pengunjung beberapa waktu lalu jumlah pengunjung mencapai angka 15.000 orang/hari dan saat ini turun menjadi 13.000 orang/hari.
"Itu di saat weekend (akhir pekan), kalau weekday (hari normal) malah lebih rendah lagi, di angka 10.000 pengunjung/hari. Karena angka Covid-19 tinggi mungkin masyarakat takut ke mal," ujarnya.