Selasa 29 Jun 2021 18:10 WIB

Rusunawa Mahasiswa UB Jadi Gedung Isoman Covid-19

Pemkot Malang akan manfaatkan rusunawa Universitas Brawijaya untuk tempat isoman

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Malang, Sutiaji dan jajarannya meninjau rusunawa milik Universitas Brawijaya (UB) di Kalisongo, Dau, Kabupaten Malang, Selasa (29/6).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Wali Kota Malang, Sutiaji dan jajarannya meninjau rusunawa milik Universitas Brawijaya (UB) di Kalisongo, Dau, Kabupaten Malang, Selasa (29/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan memanfaatkan rusunawa Universitas Brawijaya (UB) di wilayah Kalisongo, Dau, Kabupaten Malang sebagai tempat isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19. Langkah tersebut dilakukan dalam mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 di sejumlah RS Rujukan.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengungkapkan, tren kasus positif Covid-19 di Kota Malang bahkan tingkat nasional cukup tinggi. Oleh karena itu, Pemkot Malang telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya dengan memanfaatkan rusunawa mahasiswa milik UB.

"Tadi pagi rupanya beliau, Pak Rektor (UB) dan para akademisi rapat dan ambil kebijakan untuk memberikan lampu hijau (izin). Saya sujud syukur tadi pagi, Yaa Allah luar biasa. Bahwa pentahelix di Kota Malang menjadi sebuah yang kenyataan," kata Sutiaji kepada wartawan saat meninjau rusunawa UB, Selasa (29/6).

Berdasarkan hasil peninjauan, rusunawa UB mempunyai kapasitas 50 kamar yang masing-masing berisi empat tempat tidur. Hal ini berarti totalnya mencapai 200 tempat tidur. Setiap kamar setidaknya berisi masing-masing satu kamar mandi.

Rusunawa UB juga mempunyai musala yang cukup bagus kualitasnya. Sutiaji juga menilai, sirkulasi udara di tempat isoman tersebut sangat baik. Tidak ada pendingin ruangan mengingat lokasinya berada di dataran tinggi.

"Ini sangat mendukung bagi teman-teman nanti seandainya kena OTG di sini, pengembalian penyembuhannya bisa lebih cepat," katanya.

Sutiaji menargetkan, rusunawa UB bisa dioperasikan secepat mungkin sembari menyiapkan safe house di Jalan Kawi, Kota Malang. Saat ini kapasitas safe house sudah ditambah menjadi 110 tempat tidur sesuai izin dari Pemprov Jawa Timur.

Dari total tersebut, 10 atau lima tempat tidur diperuntukkan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tengah melakukan karantina. Sementara 100 tempat tidur lainnnya untuk pasien Covid-19 kategori ringan atau tanpa gejala.

Adapun mengenai tenaga kesehatan (nakes), Pemkot Malang akan membahasnya lebih lanjut. Namun dia memastikan aspek ini tidak ada kendala mengingat UB memiliki tenaga dari Fakultas Kedokteran dan RS UB yang memadai. "Dan Insya Allah fakultas kedokteran di sini kan banyak. Akan kami lakukan rekrutmen, baik relawan maupun tenaga medis dari jalur Pemkot Malang," ucap Sutiaji.

Pada kesempatan sama, Rektor UB Profesor Nuhfil Hanani mengatakan, pemanfaatan rusunawa sebagai tempat isolasi termasuk bagian dari kemanusiaan. Pemerintah bersama UB harus bekerja sama dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Keberadaan tempat isoman ini penting didirikan agar penularan virus tidak terjadi.

"Juga bagi mahasiswa ini kan jadi sangat penting kalau isolasi di kos-kosan tidak mungkin. Malang ini kota mahasiswa sehingga dengan demikian juga bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa," jelasnya.

Nuhfil tak menampik, rusunawa UB sempat diisi oleh beberapa mahasiswa sebelumnya. Namun kini para penghuninya telah dipindahkan sementara ke asrama di wilayah Jalan Veteran, Kota Malang.

Total kasus positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai 7.031 orang hingga 28 Juni 2021. Dari jumlah tersebut, 660 orang meninggal dan 6.193 orang dinyatakan sembuh. Sementara untuk 178 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement