REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Kasus positif covid di Kabupaten Sleman yang meningkat signifikan memang menimbulkan penuhnya ruang isolasi rumah sakit, terutama ruang perawatan intensif. Atas kondisi itu, kelangkaan tabung oksigen sempat jadi perbincangan masyarakat.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menekankan, sampai saat ini persediaan tabung oksigen RS-RS di Sleman masih cukup aman. Hanya ada 2-3 rumah sakit yang pernah mengeluhkan kekurangan oksigen, tapi cepat teratasi.
"Sejauh ini sepanjang yang kami monitor tidak ada yang sampai kekurangan oksigen," kata Joko dalam konferensi pers yang diselenggarakan Pemkab Sleman, Selasa (28/6).
Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama mengatakan, untuk oksigen dalam kondisi normal biasanya membutuhkan sekitar 40 tabung untuk satu hari. Tapi, ia mengakui, ketika terjadi lonjakan kasus covid terjadi pula lonjakan kebutuhan jadi 90-100 tabung.
Kebutuhan untuk oksigen liquid juga saat ini mengalami kenaikan sampai dua kali lipat karena penyedia juga harus memenuhi kebutuhan rumah sakit lain. Namun, ia meminta untuk senantiasa memenuhi persediaan dari penyedia tabung oksigen lain.
"Jadi, setiap hari kita memang terus berkeliling untuk menambahi persediaan, tapi sampai saat ini masih bisa dikatakan aman," ujar Cahya.
Senada, Direktur RSUD Prambanan, Isa Dharmawidjaja menuturkan, untuk persediaan oksigen masih bisa tercukupi untuk satu pekan ke depan. Karenanya, ia berharap, tidak terjadi lonjakan kasus covid yang luar biasa seperti pekan-pekan lalu.
Selain itu, untuk persediaan oksigen liquid sudah terisi dan masih ada cadangan untuk setidaknya satu pekan. Kini mereka juga menggunakan tiga penyedia tabung oksigen, lalu menambah pengadaan 20 tabung untuk menambah persediaan minimal. "Untuk oksigen selama ini kita lancar, bahkan empat rumah sakit swasta lain kita saling membantu, solidaritas rumah sakit ini cukup diacungkan jempol," kata Isa.
Sepanjang Juni 2021 sendiri, Sleman sudah mencatat 5.587 kasus positif dengan 127 kasus meninggal. Ini angka tertinggi sejak Januari sebanyak 3.334 kasus, lalu menurun pada Februari, meningkat sedikit Maret dan April, dan mulai naik lagi pada Mei 2021.