Selasa 29 Jun 2021 20:21 WIB

25 Jembatan Tol Semarang- Solo Dilakukan Pemeliharaan Rutin

Dirancang mampu menahan beban maksimal seberat 70 ton.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Foto udara jembatan Lemah Ireng I yang merupakan jembatan terpanjang di ruas Tol Semarang- Solo. PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola rutin melakukan pemeliharaan jembatan sepanjang 879 meter ini serta 24 jembatan lainnya yang ada di sepanjang ruas tol Semarang- Solo.
Foto: dok.PT TMJ
Foto udara jembatan Lemah Ireng I yang merupakan jembatan terpanjang di ruas Tol Semarang- Solo. PT Trans Marga Jateng (TMJ) selaku pengelola rutin melakukan pemeliharaan jembatan sepanjang 879 meter ini serta 24 jembatan lainnya yang ada di sepanjang ruas tol Semarang- Solo.

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Guna mendukung kelancaran mobilitas barang dan jasa PT Trans Marga Jateng (TMJ) melaksanakan pemeliharaan rutin 25 jembatan di sepanjang jalan tol ruas Semarang- Solo.

Pemeliharaan rutin tersebut menyasar 25 jembatan yang ada di ruas jalan tol sepanjang 72,64 kilometer tersebut juga dimaksudkan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya Jawa Tengah.

Direktur Utama PT TMJ, Denny Chandra Irawan, menjelaskan di sepanjang ruas tol Semarang- Solo ada 25 infrastruktur jembatan, yang membutuhkan perawatan secara rutin guna mendukung kelancaran pengguna jalan tol.

Ke-25 jembatan tersebut meliputi Jembatan Tembalang (persimpangan), Banyumanik I, Banyumanik II, Gedawang, Susukan, Penggaron, Kali Tinalun, Lemah Ireng I, Lemah Ireng II, Tuntang, Kauman Kidul, Senjoyo, Kali Kendeng dan jembatan Kali Serang.

Selain itu juga jembatan Kali Cemoro, Kali Butak, Kali Cengger 1, Kali Bendo, Kali Kiringan, Kali Putih 1, Kali Putih 2, Akses Road Kali Putih, Sungai Grenjeng, Sungai Putih, Sungai Plered dan jembatan Sungai Pepe.

Jembatan yang dibangun dengan tipe struktur gelagar tersebut, mempunyai panjang yang bervariatif, mulai dari 35 meter pada jembatan Kali Kiringan hingga yang terpanjang 879 meter pada jembatan Lemah Ireng I.

Sedangkan lebar jembatan tersebut mulai dari 23,6 meter hingga 24,2 meter. “Perawatan pada jembatan yang dilakukan secara rutin tersebut bertujuan agar jembatan lebih awet dan tahan lama,” jelasnya di Semarang, Jawa tengah, Selasa (29/6).

Menurut Denny, jembatan di Ruas Jalan Tol Semarang- Solo dirancang mampu menahan beban maksimal seberat 70 ton dengan umur rencana hingga usia 100 tahun.

Selama ini selalu dilakukan inspeksi jembatan secara rutin yang dilakukan oleh inspektor lapangan maupun secara visual menggunakan metode Unmmaned Aerial Vehicle (UAV) atau Drone.

“Jika ditemukan kondisi jembatan dengan performa yang menurun, maka perbaikan segera dilakukan untuk mempertahankan Level of Service jembatan,” tambahnya.

Sedangkan perbaikan pada jembatan, lanjutnya, dikelompokan menjadi tiga berdasarkan kondisinya, yakni mulai dari perbaikan rutin seperti penambalan retak, perbaikan lubang dan  perawatan sambungan jembatan.

Kemudian perbaikan berkala, yaitu penggantian bearing pad serta penggantian expansion joint serta perbaikan khusus, bila ditemukan kerusakan yang dapat mempengaruhi integritas struktur jembatan dan berdampak pada keselamatan pengguna jalan.

Seperti terjadinya longsor pada tebing/ lereng di sekitar pondasi jembatan maupun penurunan/ pergerakan pada pondasi jembatan.

“Guna mempertahankan kondisi jembatan dalam keadaan baik, masih kata Denny, dilakukan pula pembersihan gulma/ tanaman liar dan endapan pada saluran drainase yang ada pada tiap- tiap jembatan,” lanjut Denny.

Sementara itu, Pakar Transportasi, Djoko Setijowarno mengungkapkan, infrastruktur jalan maupun jembatan yang kuat memiliki manfaat untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara, seperti halnya di jalan bebas hambatan.

Karena itu, ia sepekat kualitas jalan dan jembatan harus tetap dipelihara dan dipertahankan. “Tidak hanya sekedar sebagai pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Badan Usaha Jalan Tol, namun yang lebih utama untuk menjaga faktor keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jalan,” jelasnya.

Masih terkait keselamatan di jalan tol, Djoko juga menekankan pentingnya disiplin dalam berkendara. Misalnya bagi para pengendara truk bermuatan, harus mengindahkan kaidah- kaidah yang berlaku terkait batas beban demi kepentingan bersama.

Karena itu juga akan mempengaruhi kemampuan serta usia infratruktur jalan dan jembatan. “Bahkan --jika memang dimungkinkan—bisa diberlakukan pemberian tarif khusus bagi transportasi umum dan truk yang tidak melanggar Over Load muatan dan Over Dimension kendaraan,” tambahnya.

Seperti diketahui, jalan tol ruas Semarang- Solo sepanjang 72,64 kilometer merupakan bagian sistem jaringan jalan dan transportasi nasional yang sekaligus memiliki peranan penting di jaringan Jalan Tol Trans Jawa.

Jalan tol tersebut dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah dan meningkatkan pemerataan hasil pembangunan, memperlancar kegiatan industri dan logistik antar daerah antar wilayah, serta mempercepat mobilisasi orang, barang dan jasa dengan memangkas waktu tempuh perjalanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement