REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kematian Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir meningkat secara signifikan. Bahkan, di Kabupaten Sleman sudah tercatat puluhan kasus Covid-19 yang meninggal dunia saat isolasi mandiri (isoman).
"Sampai 29 Juni kemarin sudah 39 orang yang meninggal di rumah (saat isoman)," kata Koordinator Posko Dekontaminasi Covid-19 BPBD Sleman, Vincentius Lilik Resmiyanto kepada wartawan dalam pertemuan virtual, Rabu (30/6).
Lilik menyebut, sebagian besar kasus yang meninggal saat isoman ini merupakan lansia dan memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Selain itu, lansia ini juga tidak mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit saat kondisinya memburuk.
Hal ini dikarenakan kondisi rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang juga penuh akibat lonjakan kasus yang juga terjadi secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Saat melakukan isoman, kasus meninggal di rumah ini juga tidak dilengkapi dengan fasilitas yang cukup seperti oksigen.
"Dengan rumah sakit yang penuh, banyak pasien yang terpapar itu ditolak. Karena kondisi yang sudah agak parah dan ada komorbid, jadi kebanyakan di Sleman itu yang meninggal di rumah. Harusnya ada oksigen, saturasi di bawah 95, kebanyakan 80, kalau tidak dibantu oksigen kira-kira satu atau dua jam bisa meninggal," ujarnya.
Di Sleman sendiri, pihaknya sudah memakamkan setidaknya 225 jenazah Covid-19 hingga 29 Juni 2021. Sementara, di 30 Juni juga sudah masuk data sebanyak 18 pemakaman jenazah Covid-19.
"Untuk kemarin di tanggal 29 Juni saja ada 28 jenazah yang dimakamkan," jelasnya.
Rata-rata per hari, pemakaman mencapai 28 jenazah Covid-19 di Juni 2021. Padahal, sebelumnya pihaknya hanya memakamkan tujuh sampai sembilan jenazah per hari.
"Sejak pertengahan Juni ini melonjak untuk pemakaman," kata Lilik.
Dibandingkan bulan sebelumnya, peningkatan pemakaman jenazah Covid-19 selama Juni sangat signifikan. Pada April saja misalnya, pihaknya hanya memakamkan 83 jenazah dan 86 jenazah pada Mei.