REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan delapan tempat isolasi terpusat sebagai persiapan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang rencananya diterapkan pada 3-20 Juli mendatang. Tempat isolasi terpusat tersebut bakal disebar di lima kecamatan di Solo.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan, Pemkot Solo masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat dan Menteri Kesehatan terkait penerapan PPKM darurat. Namun, dia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan delapan tempat isolasi terpusat. "Soalnya peningkatan di Solo juga cukup tinggi. Terutama yang isolasi mandiri itu belum tertib semua. Makanya saya siapkan delapan tempat baru untuk isolasi," papar Gibran kepada wartawan, Rabu (30/6).
Nantinya, tempat isolasi terpusat ada di setiap kecamatan. Untuk Kecamatan Banjarsari diberi dua tempat isolasi terpusat. Pemkot juga bakal mengaktifkan lagi Graha Wisata Niaga yanh berlokasi di Jalan Slamet Riyadi sebagai tempat isolasi terpusat. Sehingga, pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) wajib menjalani isolasi mandiri secara terpusat. Hal itu juga untuk menghindari OTG yang isolasi mandiri berkeliaran di luar rumah.
Terkait teknis PPKM darurat, dia mengaku masih menunggu instruksi pemerintah pusat. Namun, sepengetahuan dia, semua kegiatan sudah harus selesai pukul 17.00 WIB.
Di samping itu, Gibran bakal meningkatkan lagi pengawasan dan penegakan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Penegakan prokes akan dibantu personel TNI/Polri. "Setiap hari saya temukan warga tidak pakai masker, anak-anak tidak pakai masker. Dikasih tahu malah ngeyel," ujar putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut.
Karenanya, Pemkot bakal menegakkan kembali prokes. Dia menilai, warga memang perlu diingatkan secara berulang-ulang agar terus ingat dan disiplin terhadap prokes. "Kondisinya seperti ini. Statusnya sudah bahaya. Yang penting dari hasil rapat, kami tegaskan segera memisahkan yang sakit dengan yang sehat. Fokusnya itu dulu," kata Gibran.