REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Satgas Penanganan Covid-19 menjaring 137 orang pelanggar protokol kesehatan (prokes) saat operasi hari pertama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Sabtu (3/7) malam.
"Total ada 137 orang yang kami bawa hingga pukul 23.00 WIB, itu berasal dari semua kecamatan se-Surabaya. Mereka kami bawa dengan bus dan langsung mengikuti tour of duty di tempat pemulasaran jenazah, lalu ke makam keputih, supaya mereka tahu pemakamannya," kata Koordinator Penegakan Hukum dan Kedisiplinan Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto, Ahad (4/7).
Setelah mengikuti tour of duty atau perjalanan ke pemakaman Covid-19, pada Ahad paginya para pelanggar prokes tersebut menjalani kerja bakti dan dilanjutkan dengan mengikuti tes usap.
Bahkan, lanjut dia, mereka juga diperlihatkan proses pemandian jenazah dan juga diminta memberikan makan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya.
"Ini untuk menumbuhkan kesadaran mereka, sehingga kami berharap mereka bisa menjaga protokol kesehatan bagi diri dan keluarganya," kata Eddy yang juga Kepala Satpol PP Surabaya.
Operasi hari pertama PMKM Darurat tersebut diikuti Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya. Mereka berkeliling Kota Surabaya hingga larut malam.
Rombongan berangkat bersama-sama dari Balai Kota Surabaya, di antaranya menuju Gentengkali, Tunjungan, Embong Malang, Kedungdoro, Pasar Kembang, Banyuurip, Sukomanunggal, Darmo Indah, Ngesong, HR Muhammad, Yonosoewoyo, Wiyung, Gunungsari, Karah, Jambangan, dan Gayungsari.
Saat keliling, Wali Kota Eri menemukan beberapa warung yang masih dibuka di atas pukul 20.00 WIB. Wali kota berhenti dan langsung meminta warung-warung itu untuk tutup.
Bahkan, ada sebuah warung yang buka dan ternyata pengunjungnya minum minuman keras. Seketika pengunjung itu langsung diminta KTP dan langsung dibawa. Beberapa warung yang diketahui masih buka, pada saat itu langsung diminta tutup, dan para pengunjungnya yang melanggar protokol kesehatan langsung diminta KTP dan di bawa untuk ikut tour of duty ke makam.
Seusai keliling Surabaya, Wali Kota Eri mengaku ada beberapa warung kopi dan warung makanan yang masih buka di atas pukul 20.00 WIB, akhirnya mereka pun dilakukan pembinaan, yaitu dengan diambil KTP-nya lalu dibawa menggunakan bus.
Menurut Eri, hal itu penting dilakukan untuk membuat sadar mereka. Ia juga berharap mereka sadar dari hatinya bahwa saat ini Surabaya kondisinya mengkhawatirkan, jangan malah abai terhadap prokes.