REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) yang berlokasi di Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, dioperasikan pada Kamis (8/7). Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, ada sekitar 150 pasien Covid-19 yang masuk RSLT di hari pertama.
Mereka merupakan pasien dengan kategori OTG dan gejala ringan. Sedangkan pasien dengan gejala berat tetap dirawat di RSUD dr. Soewandhie Surabaya. "Sekitar 150 pasien ya. Semua dari (rujukan) puskesmas yang OTG dan ringan. (Gejala) berat di RSUD Soewandhie dan dari Soewandhie yang gejala ringan dioper ke sini (RSLT)," kata Febria, Kamis (8/7).
Febria menjelaskan, untuk tahap awal, pasien Covid-19 akan ditempatkan di gedung D RSLT atau di lantai I sisi sebelah selatan. Sedangkan untuk jumlah total ruangan di RSLT sendiri, terdiri dari A, B, C, D, dan E. Adapun untuk tenaga kesehatan sementara ada sekitar 150-an yang baru saja direkrut Pemkot Surabaya.
Untuk mekanismenya, Febria menyebut, pasien tidak bisa langsung datang ke RSLT menggunakan ambulance. Namun, mereka harus melalui mekanisme rujukan dari puskesmas. Hal ini diterapkan untuk mempermudah petugas melakukan tracing atau pelacakan kontak erat.
"Supaya kita tidak tertinggal untuk tracing. Yang membawa ke sini puskesmas. Jadi kalau warga langsung datang pakai ambulance ke sini tidak bisa," ujarnya.
Ia melanjutkan, ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi ketika pasien Covid-19 ingin menjalani perawatan di RSLT. Yakni, membawa KTP, KK, serta hasil PCR positif baik dari puskesmas ataupun laboratorium lain. "Tergantung dari mereka periksanya (swab PCR) di mana. Tapi tetap yang membawa ke sini (RSLT) dari puskesmas, karena semua agar terdata," kata Febria.
Diungkapkan, kapasitas RSLT bisa mencapai 1.000 tempat tidur. Namun, untuk tahap awal, baru tersedia 400 tempat tidur. Nantinya, kata dia, pasien OTG dan gejala ringan yang berada di Asrama Haji juga bakal dipindah ke RSLT. Asrama Haji kata dia, nantinya bakal difokuskan bagi pasien kategori OTG, gejala batuk, dan pilek.
"Jadi pasien (Asrama Haji) dipindah ke sini (RSLT) supaya tidak penuh. Di Asrama Haji kan juga ada IGD (instalasi gawat darurat) di sana, tapi kita fokuskan di sini. Sehingga di Asrama Haji hanya OTG, batuk, pilek," ujarnya.
Febria memastikan, layanan di RSLT hampir sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit pada umumnya. Bahkan, kata dia, di RSLT juga telah dilengkapi ruangan IGD, rawat inap, radiologi, farmasi, hingga laboratorium.
"Untuk laboratorium hanya mengambil sampel dan pemeriksaan ringan. Jadi di RSLT ini ada lima ruangan masing-masing diisi OTG, dan gejala ringan. Kalau gejala berat, ke RSUD Soewandhie," kata dia.