REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Hydroposhifter dari FTP UGM jadi juara satu kompetisi karya tulis International Smart Farming Competition (ISFC) yang digelar 1 Juli 2021. Tim sendiri terdiri dari mahasiswa-mahasiswa S1 Teknik Pertanian dan Biosistem.
Ada Ardan Jaenuri, Damar Abhinawa, dan Muhammad Hafizh dengan bimbingan Andri Prima Nugroho dari Smart Agriculture Research Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM. Tim mengangkat bahasan utama bertema Precision Agriculture.
Tim mengusung karya berjudul Hydropo-shifter: a Dynamic Space Multilayer Hydroponic System Based on Canopy Area in Plant Factory for Space Efficiency. Ardan mengatakan, penelitian membahas sistem pertanian hidroponik berbasis Computer Vision System.
Sistem tersebut memang diperuntukkan mendeteksi daun yang bertumpukan dari sayuran hidroponik yang ada di plant factory. Tanaman yang terdeteksi akan digeser secara otomatis oleh sistem, sehingga tidak ada tanaman yang bertumpukan sama sekali.
"Penerapan hydroposhifter dapat menggunakan area pertanian secara lebih efisien karena tidak sisakan ruang kosong antara tiap tanaman," kata Ardan, Kamis (8/7).
IFSC diadakan dalam rangka Dies Natalis 45 UNS. Kompetisi mengangkat Smart Farming dengan pilihan topik meliputi Precision Agriculture, E-Commerce Technology for Agricultural Products, Agricultural Modernisation Model and Technology Integration.
Ada pula topik-topik lainnya yang berkaitan dengan konsep inovatif terkait dengan teknologi pertanian Revolusi Industri 4.0. Ia berharap, Hydroposhifter ini benar-benar bisa dikembangkan lagi secara insentif ke depannya, terutama oleh Indonesia.
"Dengan begitu, dapat membantu petani-petani dalam meningkatkan sistem hidroponik berbasis Precision Agriculture meningkatkan Industri 4.0 di Indonesia," ujarnya.