Jumat 09 Jul 2021 16:04 WIB

Permintaan Oksigen di Kabupaten Banyuwangi Melonjak

Kasus positif Covid-19 di berbagai daerah terutama Banyuwangi terus bertambah

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Pekerja memindahkan tabung kosong di agen isi ulang oksigen
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja memindahkan tabung kosong di agen isi ulang oksigen

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kasus positif Covid-19 di berbagai daerah terutama Banyuwangi terus bertambah sampai sekarang. Situasi ini berdampak pada permintaan oksigen yang terus melonjak dibandingkan sebelumnya.

Mengetahui permasalahan tersebut, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani beserta jajarannya memeriksa ketersediaan tabung oksigen di PT Samator, Jumat (9/7). Hampir seluruh RS dan fasilitas kesehatan di Banyuwangi mendapatkan pasokan tabungan oksigen dari perusahaan tersebut. "Bahkan kabupaten tetangga juga dipasok dari sini," ucap Ipuk.

Berdasarkan hasil pantauannya, permintaan tabung oksigen di PT Samator melonjak selama beberapa waktu terakhir. Penyedia biasanya hanya menerima permintaan 75 tabung oksigen per harinya. Namun setelah kasus Covid-19 meningkat, permintaannya bisa mencapai 400 sampai 450 tabung.

Meskipun permintaan melonjak, Ipuk memastikan, ketersediaannya masih memadai. Ipuk meminta masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) Covid-19 demi keselamatan bersama. "Karena lebih enak hirup oksigen langsung dari udara bebas ketimbang dari tabung. Ya kan?” jelasnya.

Kepala Cabang PT Samator Banyuwangi, Didik Iskandar menegaskan, Samator merupakan salah satu produsen oksigen medis terbesar di Indonesia. Saat ini pihaknya berusaha mengutamakan memproduksi oksigen medis untuk rumah sakit yang permintaanya meningkat tajam. Samator setidaknya harus mengirim 400 hingga 450 tabung oksigen dengan menggunakan tiga truk per harinya.

Didik mengatakan selama masa pandemi tiap hari memenuhi kebutuhan enam rumah sakit rujukan Covid-19 di Banyuwangi. Rumah Sakit Graha Medika Banyuwangi sebelum pandemi hanya membutuhkan 13 tabung sehari. Namun saat ini permintaan dari RS tersebut mencapai 150 hingga 200 tabung sehari.

Rumah Sakit Bhakti Husada Krikilan sebelumnya hanya membutuhkan 10 tabung per hari. Kemudian kebutuhannya berubah drastis menjadi 60 tabung per hari.

Jumlah permintaan tabung menyesuaikan total kapasitas ICU dan isolasi di masing-masing RS. "Semakin besar kapasitasnya semakin banyak kebutuhan tabung oksigennya," kata Didik dalam keterangan pers yang dirilis Pemkab Banyuwangi, Jumat (9/7).

Didik juga menegaskan tidak ada kenaikan harga tabung oksigen untuk kebutuhan medis. Selain memenuhi kebutuhan fasilitas kesehatan, perusahannya juga melayani masyarakat umum yang membutuhkan isi ulang oksigen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement