REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih menyebut peningkatan kasus konfirmasi COVID-19 harian di daerah itu karena mobilitas masyarakat yang menyebabkan kerumunan orang.
"Mobilitas itu mengakibatkan kerumunan, dan kerumunan mengakibatkan transmisi (penularan)," kata diamenanggapi peningkatan kasus COVID-19 harian di Bantul, Senin (13/7).
Oleh sebab itu, kata dia, perlunya dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat yang dimaksimalkan dengan penyekatan-penyekatan pada beberapa ruas jalan di Bantul, guna mencegah kerumunan yang diakibatkan mobilitas masyarakat.
Di Bantul penyekatan atau penutupan jalan dilakukan di simpang empat Druwo atau Jalan Parangtritis dan Simpang Empat Wojo, Jalan Jenderal Sudirman dari Klodran sampai Gose pada malam hari disertai pemadaman lampu jalan. "Kita tidak bicara saat kerumunan saja, tetapi dicegah sebelum kerumunan itu terjadi, dengan cara mencegah mobilitas," katanya.
Menurutnya, ada penyekatan-penyekatan bahkan pemadaman listrik itu dimaksudkan untuk mengerem mobilitas dan mencegah kerumunan.
Data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul menunjukkan total kasus positif per Senin ini sebanyak 28.805 orang setelah terjadi penambahan kasus baru sebanyak 469 orang dalam sehari terakhir, sedangkan untuk kasus konfirmasi COVID-19 yang sembuh di Bantul bertambah 124 orang, sehingga total angka kesembuhan menjadi 18.164 orang.
Kasus positif COVID-19 yang meninggal ada 20 orang sehingga totalnya 650 kasus kematian, dengan demikian pasien COVID-19 aktif domisili Bantul yang masih menjalani isolasi dan karantina per Senin ini berjumlah 9.991 orang.