Kamis 15 Jul 2021 06:36 WIB

Pusat akan Bantu DIY Bangun RS Lapangan di Tiga Tempat

Pembentukan RS lapangan dilakukan untuk antisipasi penuhnya keterisian tempat tidur.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pusat akan Bantu DIY Bangun RS Lapangan di Tiga Tempat (ilustrasi).
Foto: Dispenad
Pusat akan Bantu DIY Bangun RS Lapangan di Tiga Tempat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk membangun rumah sakit (RS) lapangan penanganan Covid-19. Direncanakan ada tiga tempat yang akan dijadikan RS lapangan di DIY.

Pembentukan RS lapangan ini dilakukan untuk antisipasi penuhnya keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY. Bahkan, BOR saat ini sudah hampir penuh yakni di atas angka 90 persen.

"Kita dialog dengan Menteri PUPR, beliau akan bantu untuk menyiapkan tiga tempat, di rumah susun untuk ASN-nya BPWS di Ringroad Utara yang bisa (menampung) sekitar 272 orang, di asrama mahasiswa UGM dan UNY yang dibangun Kementerian PUPR yang masing-masing bisa untuk 166 orang," kata Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (14/7).

Pihaknya juga sudah meminta tambahan untuk tenaga kesehatan (nakes) dan peralatan jika nantinya RS lapangan ini dioperasikan. Pasalnya, DIY sendiri tidak memiliki keterbatasan SDM untuk mengoperasikan tiga RS lapangan ini.

"Kita juga minta bantuan terkait dengan nakes dan peralatan supaya nanti layak menjadi RS lapangan," ujar Aji.

Walaupun begitu, kata Aji, RS lapangan ini tidak membutuhkan peralatan yang banyak. Pasalnya, direncanakan yang akan ditangani di RS lapangan itu nantinya pasien Covid-19 yang sudah tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit rujukan utama.

Sehingga, RS lapangan ini nantinya dapat mengurangi beban dari rumah sakit rujukan utama. Diharapkan, nakes tidak kewalahan menangani banyaknya pasien mengingat hingga saat ini penambahan kasus Covid-19 harian di DIY sangat signifikan yang bahkan mencapai di atas dua ribu kasus per hari.

"RS (rujukan utama) yang ada akan mengampu jadi induknya, sehingga yang dimasukkan ke RS (lapangan) ini mereka yang sudah mendekati sembuh. Di RS (rujukan) utama (hanya untuk pasien yang) sakitnya masih parah, sehingga peralatan dan jumlah dokternya tidak perlu terlalu banyak," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement