REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Bupati Banyumas Achmad Husein meminta Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Purwokerto (RS UMP) yang saat ini belum difungsikan, bisa dioperasikan selama sepekan ke depan. Hal itu disampaikan Bupati saat meninjau kesiapan rumah sakit tersebut untuk menjadi rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC), Jumat (16/7).
''Saya berharap RS UMP bisa beroperasi tidak terlalu lama. Saya minta RS UMP bisa beroperasi dalam enam hari ke depan,'' katanya.
Saat ini, bangunan RS UMP sebenarnya sudah ada. Berbagai fasilitas RS, seperti ruang bangsal dan tempat tidur pasien dengan standar rumah sakit, juga sudah ada. Namun belum dioperasikan sebagai rumah sakit darurat Covid 19, karena ada beberapa fasilitas pendukung perawatan medis yang masih harus dipenuhi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto, mengatakan kekurangan yang harus dipenuhi di RS UMP sebagai rumah sakit darurat Covid 19, lebih bersifat teknis. Antara lain, masalah penataan ruang, kelengkapan alat-alat kesehatan, dan sumber daya tenaga medis yang akan ditugaskan di rumah sakit darurat tersebut.
''Sesuai perintah Pak Bupati, harapannya dalam sepekan ke depan RS UMP ini sudah siap untuk merawat pasien Covid 19. Paling tidak, standar minimal kebutuhan rumah sakit bisa terpenuhi,'' katanya.
Dia menyebutkan, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) rumah sakit di Kabupaten Banyumas, hingga saat ini masih terus mengalami kenaikan. Tingkat BOR di bangsal rawat inap per Kamis (15/7) sudah mencapai 92 persen. Sedangkan BOR untuk ruang Intensive Care Unit/ICU), mencapai 95 persen.
Padahal, kata dia, kapasitas rawat inap rumah sakit di Banyumas saat ini, telah ditingkatkan mencapai 1.100 tempat tempat tidur. Jauh lebih banyak dibanding pada masa awal pandemi yang hanya tersedia 150 bed. ''Idealnya, BOR rumah sakit mestinya berkisar antara 70-80 persen,'' katanya.
Dia berharap, pengoperasian RS UMP ini akan melonggarkan kembali BOR rumah sakit di Banyumas, sehingga tidak sampai ada pasien yang terlantar. ''Kami juga akan terus melakukan upaya terus menerus agar BOR rumah sakit ini bisa dikurangi. Antara lain, dengan memindahkan pasien rumah sakit yang kondisinya sudah membaik, ke tempat karantina,'' jelasnya.
Rektor UMP Dr Jebul Suroso, RS UMP yang berlokasi tidak jauh dari kampus UMP Dukuhwaluh, mampu menangani 30 pasien di ruang ICU dan 70 tempat tidur untuk ruang rawat. ''Bangunan bakal RS UMP ini sebenarnya pernah digunakan oleh Pemkab sebagai salah satu tempat karantina pada awal masa pandemi,'' jelasnya.
Namun sebagai persiapan menjadi rumah sakit darurat Covid 19, Jebul menyatakan mempersiapkan berbagai persiapan yang dibutuhkan. ''Sarananya akan kami siapkan. Untuk kebutuhan SDM, nanti diambilkan dari fakultas-fakultas ilmu kesehatan yang ada di UMP,'' jelasnya.