Senin 19 Jul 2021 20:39 WIB

Kota Malang Bakal Sediakan 100 Tabung Oksigen

Keterbatasan tabung oksigen dilatarbelakangi banyaknya jumlah pasien terpapar Covid.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kota Malang Bakal Sediakan 100 Tabung Oksigen (ilustrasi).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Kota Malang Bakal Sediakan 100 Tabung Oksigen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan segera menyiapkan 100 tabung oksigen untuk warga yang tengah isolasi mandiri (isoman). Langkah ini dilakukan lantaran ketersediaan tabung oksigen di Kota Malang cukup sulit.

"Ini saya minta untuk mencari ke Surabaya, karena di Malang faktanya memang sulit. Untuk isi oksigennya ada stok di Malang, tapi tabungnya sudah sulit," kata Wali Kota Malang, Sutiaji di Kota Malang, Senin (19/7).

Keterbatasan tabung oksigen dilatarbelakangi banyaknya jumlah pasien terpapar Covid-19. Ditambah lagi, ketersediaan kamar di RS Rujukan hingga tabung sudah tidak sebanding. Sebab, RSUD Saiful Anwar (RSSA) sendiri tidak hanya melayani masyarakat Malang Raya sehingga warga setempat pun banyak yang tidak mendapatkan tempat tidur.

Menyikapi situasi dan kondisi tersebut, Pemkot Malang akan melakukan pengadaan atau pembelian 100 hingga 200 tabung oksigen. Kemudian melakukan pengembangan sentra IGD Covid tapi lebih dialternatifkan di RSUD Kota Malang. Selanjutnya, menyegerakan pendirian safe house baru untuk mengatasi pasien Covid-19 yang tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah.

Kempat, Pemkot Malang akan melaksanakan penguatan bantalan sosial. Lalu juga melakukan penguatan pemakaman mandiri di mana masing-masing kecamatan membentuk satu unit pemakaman dengan melibatkan warga.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo pada rakor evaluasi PPKM Darurat yang diikuti Menteri Koordinator, Menteri, Gubernur dan Walikota/Bupati se-Indonesia melalui daring menegaskan, akhir pandemi belum bisa diprediksi. Bahkan diperkirakan akan muncul varian baru lagi. Oleh karena itu, dia meminta kepala daerah untuk fokus memutus mata rantai maupun langkah strategi atas dampak ekonominya.

Jokowi tak menampik, telah mendengar tuntutan adanya kelonggaran kegiatan ekonomi dan sosial. Namun ia menegaskan hal itu bisa dilakukan apabila angka kasus sudah rendah. "Maka kuncinya, percepat vaksinasi dan disiplin prokes khususnya penggunaan masker. Jangan lengah dan terus disosialisasikan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement