REPUBLIKA.CO.ID,SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo bakal menunda rencana perkuliahan tatap muka (PTM) lantaran tren penyebaran Covid-19 belum melandai. Awalnya, UNS berencana menggelar PTM pada semester ganjil tahun ajaran ajaran 2021/2022 yang dimulai 13 Agustus mendatang.
Rektor UNS, Jamal Wiwoho, mengatakan, melihat tren penyebaran Covid-19 yang trennya masih tinggi, maka UNS berencana menunda kuliah tatap muka. "Kalau keadaan seperti ini maka kami tidak berani menggelar kuliah luring, tetap daring seperti tahun lalu," kata Jamal kepada wartawan, Rabu (21/7).
Namun, jika tren penyebaran Covid-19 mulai menurun, maka UNS akan mempertimbangkan menggelar kuliah tatap muka. Jamal menegaskan, prinsip kuliah tatap muka ada dua, yakni bersyarat dan bertahap.
Bersyarat artinya, mahasiswa bersedia mengikuti PTM, orang tua memberikan izin, jumlah pertambahan kasus positif Covid-19 melandai, dan mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 Kota Solo. Syarat lainnya, jumlah mahasiswa per ruangan dibatasi hanya 20-25 orang, mata kuliah yang diajarkan dibatasi hanya dua mata kuliah sehari, serta durasi per mata kuliah maksimal 100 menit.
Sedangkan, bertahap artinya mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti PTM dibagi per angkatan. Kuliah tatap muka diprioritaskan bagi mahasiswa semester I, serta semester VII yang memiliki tugas praktikum di laboratorium. Selain itu, mahasiswa semester VII, IX dan XI diperbolehkan melaksanakan ujian secara luring. Nantinya, perkuliahan akan menggunakan sistem hybrid dengan memadukan luring dan daring.
"Kalau berubah misalnya pemerintah mengizinkan ya saya undang mahasiswa dengan syarat dan bertahap. Tidak mungkin mahasiswa baru ada 9.000 orang kami undang semua. Kalau syaratnya memenuhi silakan. Tapi kalau mahaiswa tidak mau ya jangan dipaksa," papar Guru Besar Ilmu Hukum UNS tersebut.
Di sisi lain, UNS juga telah melakukan persiapkan kuliah tatap muka dengan memvaksin mahasiswa secara bertahap. Vaksin yang digunakan berasal dari bantuan TNI AD.
Jamal mengungkapkan, sebenarnya TNI AD menyiapkan vaksin sejumlah mahasiswa UNS yang mencapai 40 ribu orang. Namun, mahasiswa UNS berasal dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa.
"Kami tidak menginginkan mahasiswa yang dari luar Solo masuk ke Solo hanya untuk vaksin. Ada kemungkinaan mereka sudah divaksin di daerah masing-masing. Makanya yang kami raih mahasiswa-mahasiswa dari Solo Raya terlebih dahulu," pungkasnya.