REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap elemen pentahelix bisa bersinergi dalam upaya mewujudkan kekebalan kelompok (herd immunity) melalui vaksinasi Covid-19. Termasuk di dalamnya elemen perguruan tinggi maupun pesantren. Menurutnya, tanpa sinergitas dari berbagai elemen, harapan terciptanya kekebalan kelompok sulit diwujudkan.
"Jadi ada pemerintah, ada kampus, ada private sector, ada masyarakat, ada media. Konsep Pentahelix approach ini harus bisa memberikan penanganan yang terbaik bagi seluruh masyarakat, yang kita harapkan bahwa herd immunity ini bisa segera kita wujudkan," kata Khofifah di Surabaya, Ahad (25/7).
Khofifah menegaskan, sinergitas dan kemitraan yang kuat menjadi bagian yang sangat penting dalam kelancaran vaksinasi Covid-19. Seluruh elemen strategis yang memiliki energi diharapkannya bisa bersama-sama melakukan percepatan vaksinasi.
"Insyaa Allah perguruan tinggi-perguruan tinggi lain juga akan mendapatkan kuota yang sama dari Pemprov yang sudah di-deliver oleh pemerintah pusat. Mudah-mudahan ini bisa terus kita lakukan dan percepatan bisa kita wujudkan," ujar Khofifah.
Khofifah berharap, Jawa Timur dapat mencapai target kekebalan kelompak bertepatan dengan peringatan HUT kemerdekaan RI ke-76. "Kita sih pinginnya, HUT ke-76 ya kita herd immunity-nya bukan 70 tapi 76 persen," kata Khofifah.
Selain perguruan tinggi, Khofifah mengaku pihaknya juga terus menggencarkan vaksinasi di pondok pesantren, yang dikhususkan untuk anak-anak berusia 12 sampai dengan 17 tahun. Adapun sasaran vaksinasi di pondok pesantren di Jatim mencapai 3.050.000 orang.
"Lalu yang usia SMA, SMK, di Jawa Timur ini 1,3 juta. Jadi itu yang kita ingin maksimalkan dari stok yang ada. Pokoknya kita ingin memaksimalkan dari seluruh sinergitas yang bisa kita bangun, kita maksimalkan," ujarnya.