REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Tambahan pengetahun didapatkan petani di Bima, Nusa Tenggara Barat, saat para petani diajak mengenal Bagan Warna Daun (BWD) melalui kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP. Kegiatan ini dilaksanakan di Poktan Lende 2, Desa Simpasai, Daerah Irigasi Pela-Parado, Kecamatan Monta Kabupaten Bima, NTB.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pengetahuan baru sangat bermanfaat untuk petani. "Kegiatan Sekolah Lapang IPDMIP selalu memberikan pengetahuan baru untuk petani. Kita harapkan hal tersebut bisa diserap dengan sebaik-baiknyam" tutur Syahrul dalam siaran pers, Senin (26/7).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mempertegas hal itu. "SDM pertanian, baik petani maupun penyuluh, harus terus meng-upgrade diri. Membuka diri untuk meningkatkan kemampuan serta menambah pengetahuan," katanya.
Dedi Nursyamsi menjelaskan, peningkatan kualitas, kemampuan, dan pengetahun SDM sangat penting. "Sebab, SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas," terangnya.
Kegiatan SL IPDMIP di Poktan Lende 2, Desa Simpasai, Daerah Irigasi Pela-Parado, Kecamatan Monta Kabupaten Bima, NTB, berlangsung pada 19 Juli 2021.
Sebanyak 20 orang petani ikut menjadi peserta, terdiri dari 10 orang Petani Laki-Laki Dewasa, 6 orang Wanita Tani serta 4 orang Pemuda Tani. Fasilitator kegiatan terdiri dari PPL, Staf Lapangan dan Penyuluh Swadaya. Sedangkan supervisi kegiatan dilakukan oleh pihak DPIU IPDMIP, KJF Distanbun Kabupaten Bima, Kepala BPP Monta serta Konsultan Daerah IPDMIP Kabupaten Bima.
PPL Desa Simpasai, Nurwahidah, didampingi Staf Lapangan Nurfitriani, menjelaskan bahwa pertemuan kali ini merupakan pertemuan ke-4 dari 10 kali pertemuan yang dijadwalkan dengan materi utama tentang teknik penggunaan Bagan Warna Daun (BWD).
Menurutnya, materi tentang teknik penggunaan BWD penting diperkenalkan kepada petani dalam rangka meningkatkan pemahaman mereka tentang manfaat BWD sebagai salah satu alat bantu pengukuran dosis pemupukan secara cepat berdasarkan skala warna daun. "Melalui penggunaan BWD diharapkan dapat membantu petani untuk mengetahui kapan tanaman perlu di beri pupuk dan berapa dosis pupuk yang dibutuhkan," tuturnya
Hal tersebut diakui pula oleh M.Yunus (48 tahun) yang merupakan salah seorang petani alumni SL IPDMIP tahun 2020. Menurutnya, materi yang disampaikan dalam kegiatan SL Program IPDMIP, selain menarik dan diminati para petani, juga dirasakan sangat bermanfaat. "Salah satunya adalah materi tentang teknik penggunaan BWD, mengingat masih banyak para petani yang menggunakan pupuk tidak sesuai anjuran teknis," katanya.
M.Yunus menambahkan, berdasarkan pengalamannya, penggunaan BWD sangat membantu para petani. Selain karena cara penggunaannya yang mudah, BWD juga memiliki tingkat akurasi yang cukup baik, sehingga sangat membantu para petani dalam menentukan waktu dan takaran pemberian pupuk yang cepat dan tepat sesuai kebutuhan tanaman.
”Alhamdulillah berkat mengikuti cara tanam sistim jajar legowo dan penggunaan BWD, kami berhasil menghemat penggunaan pupuk sekitar 15 hingga 20 porsen,” ujarnya.