Rabu 28 Jul 2021 15:47 WIB

Penggilingan Padi Terbakar, Gabah Belasan Ton Ludes

Warga yang terbangun sebenarnya sudah berupaya memadamkan api.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas pemadam kebakaran mencoba memadamkan api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Tempat penggilingan padi di Desa Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah mengalami musibah kebakaran, Rabu (28/7). Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun bangunan penggilingan, mesin giling gabah dan belasan ton gabah yang tersimpan ludes terbakar.

Kapolsek Kaligondang Iptu Khaliman, musibah kebakaran pada penggilingan padi tersebut terjadi pada pukul 02.30 dini hari WIB. ''Adanya musibah kebaran, diketahui beberapa warga yang kebetulan tinggal di sekitar penggilingan,'' jelasnya.

Warga yang terbangun sebenarnya sudah berupaya memadamkan api. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil mengingat kondisi bangunan kebanyakan terbuat dari kayu dan gabah kering yang mudah terbakar. ''Api baru bisa dipadamkan setelah mobil pemadam kebakaran didatangkan ke lokasi,'' katanya.

Kapolsek menyatakan, total kerugian akibat musibah kebakaran tersebut masih dicek pemilik penggilingan. Namun dia memperkirakan kerugian mencapai puluhan juta rupiah karena cukup banyak gabah kering siang giling yang tersimpan di gudang penggilingan.

Demikian juga dengan penyebab kebakaran, Kapolsek mengaku masih melakukan penyelidikan. Namun dia memperkirakan, kebakaran terjadi akibat panas cerobong asap yang menempel pada tumpukan kulit padi. Terlebih karena sore sebelum kebakaran, penggilingan sempat dioperasikan cukup lama.

Terkait musibah tersebut, Kapolsek mengimbau agar pada musim kemarau seperti sekarang, masyarakat lebih waspada terhadap kemungkinan terjadinya musibah kebakaran. ''Musim kemarau ini sangat rawan terjadi kebakaran. Kami minta masyarakat lebih cermat saat mengoperasikan barang-barang yang berpotensi menjadi penyebab kebakaran,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement