Kamis 29 Jul 2021 18:42 WIB

Rumah Sehat Resmi Beroperasi di Tiap Kelurahan Surabaya

Rumah sehat sebagai tempat isolasi bagi warga Surabaya yang terpapar Covid-19.

Petugas kesehatan merapikan tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengubah gedung lapangan tembak itu menjadi Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) khusus pasien COVID-19 dengan daya tampung seribu tempat tidur pasien namun untuk tahap awal tersedia 400 tempat tidur pasien.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas kesehatan merapikan tempat tidur pasien di Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) di kawasan Kedung Cowek, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (10/7/2021). Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengubah gedung lapangan tembak itu menjadi Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) khusus pasien COVID-19 dengan daya tampung seribu tempat tidur pasien namun untuk tahap awal tersedia 400 tempat tidur pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah sehat atau tempat isolasi bagi warga terpapar Covid-19 resmi mulai beroperasi di masing-masing kelurahan di Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran Pemkot Surabaya, camat dan lurah, beserta seluruh warga Surabaya. Ini merupakan ikhtiar kita semua," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa beras, masker, dan oximeter kepada camat untuk kemudian disalurkan ke setiap rumah sehat yang ada di wilayahnya masing-masing.

Setelah melaksanakan apel, Eri beserta jajaran Forkopimda Surabaya kemudian meninjau salah satu rumah sehat yang berada di Kelurahan Airlangga, Kecamatan Gubeng. Di sana, ia melihat langsung kesiapan sarana prasarana yang tersedia di rumah sehat tersebut.

"Pendirian rumah sehat di setiap kelurahan ini bertujuan untuk melindungi warga di masing-masing kelurahan dari penularan Covid-19," ujarnya.

Ia mencontohkan, ketika di satu kampung terdapat warga yang terpapar Covid-19 dan tidak bergejala, maka bisa diarahkan ke rumah sehat untuk isolasi mandiri, sedangkan untuk warga yang memiliki gejala sedang, akan dirawat ke Asrama Haji.

Sementara itu, bagi warga yang memiliki gejala berat, akan langsung dirawat di rumah sakit, baik itu rumah sakit umum daerah (RSUD) maupun rumah sakit darurat.

"Ini bukan tempatnya ambulans dan bukan tempatnya yang sakit. Tapi ketika di kampungnya ini ada yang terpapar Covid-19, namun tidak memiliki gejala bisa diajak ke rumah sehat. Sehingga warga sekitar kampung bisa aman," katanya.

Eri menjelaskan, dengan adanya rumah sehat di setiap kelurahan, maka pemkot dapat segera memisahkan dan memberi penanganan kepada warga yang terpapar Covid-19. Sehingga penularan Covid-19 di kampung tersebut dapat dicegah.

"Kami bisa kontrol, bisa berikan obat biar cepat sehatnya. Sehingga warga sekitar kampung ini akan menjadi aman," katanya.

Menurut Eri, saat ini sudah sekitar 140 kelurahan yang mempunyai rumah sehat di Kota Surabaya. Namun, rumah sehat ini hanya dikhususkan bagi warga di wilayah tersebut yang terpapar COVID-19.

Untuk itu, kata dia, pihaknya berharap kepada warga yang masih menolak adanya rumah sehat agar dapat memahami manfaat dari tempat isolasi terpusat tersebut.

"Saya yakin dengan kerendahan hati, warga Surabaya pasti akan berjuang bersama untuk kepentingan kelurahannya masing-masing," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement