REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan bahwa saat ini berbagai aksi solidaritas untuk membantu warga Kota Malang, Jawa Timur, yang menjalani isolasi mandiri akibat terinfeksi virus corona meningkat.
Sutiaji mengatakan, pihaknya telah menyusun lima strategi penanganan Covid-19, yang salah satunya adalah Malang Berbagi (Malber) guna meringankan beban para pasien Covid-19.
"Aksi solidaritas ini merupakan bentuk Program Malang Berbagi. Semoga dengan kerja sama berbagai pihak, para warga terdampak dapat terbantu," kata Sutiaji.
Menurut Sutiaji, aksi yang dilakukan berbagai elemen masyarakat terhadap warga yang tengah menjalani isolasi mandiri tersebut, merupakan bentuk solidaritas antar sesama. Gerakan yang dilakukan berbagai pihak itu, sejalan dengan program Pemerintah Kota Malang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menyusun lima strategi penanganan COVID-19. Program-program tersebut antara lain Malang beli produk lokal (Malpro), Malang berbagi (Malber), Malang herbal (Malherb), Malang digital servis (Maldis) dan Malang bahagia (Malba).
Salah satu sektor usaha yang turut serta dalam membantu warga Kota Malang yang tengah melakukan isolasi mandiri antara lain adalah Latar Ijen Handcrafted Culinary yang merupakan salah satu restoran besar di Kota Malang.
Marketing Latar Ijen, Tri Kristanto mengatakan, pihaknya menyalurkan 100 paket makanan bergizi untuk makan siang, dan makan malam warga Kota Malang yang tengah menjalani isolasi mandiri akibat terpapar virus corona.
Keterlibatan Latar Ijen, dilatarbelakangi kondisi pandemi Covid-19 yang memberikan dampak cukup besar terhadap masyarakat. Dengan keikusertaan di program Malber, dia berharap pasien isolasi mandiri bisa sembuh dan negatif Covid-19.
Saat ini, sasaran penerima bantuan berupa makanan siap saji ini telah menjangkau para pasien isoman di Kecamatan Sukun, Kedungkandang, dan Lowokwaru. Selanjutnya, pihaknya juga akan melakukan hal serupa di Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Tri memastikan pemberian makan siang dan malam gratis tersebut telah disesuaikan takaran gizi dan kesehatan. Cara ini bertujuan untuk membantu pemulihan para pasien yang sedang terpapar dan menjalani isoman.
"Warga mengirimkan data hasil swab antigen atau PCR. Batas waktu maksimal tes tersebut, yakni 10 hari sebelumnya, usai dilakukan tes," katanya.