REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Desa Wonokerto, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, termasuk daerah yang memiliki potensi singkong cukup baik. Namun hingga kini potensi tersebut kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Seperti diungkapkan ketua tim pengabdian dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novi Puji Lestari, sebagian masyarakat Desa Wonokerto bermata pencaharian sebagai petani singkong. Namun mereka hanya menjual hasil panen mentah kepada tengkulak. "Hal itu membuat harga jualnya juga lebih rendah," kata Novi di Malang.
Menurutnya, singkong termasuk salah satu bahan makanan penghasil karbohidrat terbesar ketiga setelah padi dan jagung. Bahan baku ini juga memiliki potensi untuk dikelola menjadi beragam jenis makanan. Jika diolah menjadi produk, singkong bisa memberikan keuntungan yang lebih banyak.
Seperti diketahui, produk olahan singkong seperti makanan ringan sangat menjamur di perkotaan. Sebab itu, Novi dan rim mengadakan pelatihan pembuatan keripik singkong untuk warga desa.
Pada rangkaian kegiatan, tim mengajari masyarakat tentang pengolahan singkong menjadi produk layak jual. Tim juga memberikan pemahaman mengenai merek dagang. Pemberian materi mengenai merek dagang ini bertujuan agar masyarakat mampu membangun brand keripik singkong di pasaran.
Di samping itu, Novi dan tim juga memberikan beberapa alat yang bisa mendukung produksi keripik kentang di Desa Wonokerto. Beberapa di antaranya seperti sealer, spinner, alat pengiris singkong dan plastik untuk kemasan. Kemudian bumbu dengan berbagai rasa-rasa dan stiker untuk label di kemasan produk.
Pada kegiatan ini, Novi mengaku, tidak sendiri dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat. Dia juga dibantu oleh dosen UMM, Widhiyo Sudiyono. Kemudian lima mahasiswa seperti Abidin Muchlis El Ab’ror, Omita Arindya, Adinda Rizky Yuanitasari, Evrila Restu Goetama Saputri, dan Tassya Marchella Adelina Wahyudi.
Novi berharap kegiatan pengabdian ini dapat memberikan manfaat untuk warga Desa Wonokerto. Kemudian juga dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. "Begitu pula untuk memberikan keterampilan baru bagi masyarakat,” kata dia menambahkan.