REPUBLIKA.CO.ID, CIAWI - Peningkatan sumber daya manusia (SDM) pertanian terus digulirkan Kementan. Menyesuaikan pesatnya perkembangan teknologi dan industri 4.0, penguatan SDM pertanian juga menyasar para petani dan penyuluh di lokasi Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). Medianya melalui Pelatihan Petani dan Penyuluh yang dibuka Presiden Joko Widodo di Ciawi, Jawa Barat, Jumat (6/8).
"Peningkatan kompetensi SDM pertanian terus dilakukan secara menyeluruh, termasuk petani dan penyuluh di wilayah IPDMIP. Apalagi, IPDMIP memiliki posisi strategis sebagai pendorong peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan bagi petani," ungkap Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dalam siaran pers, Sabtu (7/8).
IPDMIP saat ini digulirkan di 72 kabupaten pada 16 provinsi di Indonesia. Beberapa provinsi di antaranya Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, dan lainnya. Mendukung kenaikkan produktivitas dan kesejahteraan, IPDMIP telah melakukan banyak inovasi dalam mewujudkan SDM unggul terutama sepanjang pandemi Covid-19.
"SDM pertanian menjadi kunci utama untuk memajukan pertanian secara umum dari hulu hingga hilir. Pesatnya perkembangan teknologi harus dimanfaatkan secara optimal. Dengan potensi yang besar dan kompeten, pertanian Indonesia optimistis bisa memenangkan persaingan industri 4,0," kata Syahrul lagi.
Mendukung target besar pertanian maju, mandiri, dan modern, IPDMIP secara khusus fokus kepada pelatihan melalui Sekolah Lapang. Semakin lengkap, IPDMIP juga gencar melakukan Pelatihan Literasi Keuangan dengan sasaran diantaranya penciptaan wirausaha baru melalui petani milenial. Apalagi, saat ini Kementan juga fokus mendorong kuantitas dan kualitas petani milenial.
"Kementan melakukan upaya peningkatan produktivitas dan kualitas secara masif. Ada banyak program yang diberikan untuk membuat petani dan pertanian maju, mandiri, modern. IPDMIP terus memberikan kontribusi positif bagi pertanian Indonesia dan petani," terang Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi.
Lebih lanjut, khusus petani milenial sebanyak 2.000 orang akan dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo, Jumat (6/8). Komposisinya ada Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA). Mereka diplot sebagai agen perubahan di daerah masing-masing. Jumlahnya akan digandakan menjadi 2,5 Juta petani milenial pada 5 tahun mendatang.
"Kementan saat ini juga fokus pada upaya pelestarian usahatani. Untuk itu, jumlah dan kualitas petani milenial terus didorong. Apalagi, pertanian memiliki masa depan sangat cerah. Selain bisa bertahan dalam situasi pandemi Covid-19, pertanian memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional," kata Dedi lagi.
Hingga Mei 2021, jumlah petani di Indonesia mencapai 38 Juta orang. Hanya saja, sekitar 70% sudah berusia di atas 40 tahun. Untuk itu, sebanyak 2,5 Juta petani baru atau milenial harus dilahirkan dalam 5 tahun mendatang. Strategi tersebut dicapai dengan perekrutan minimal 200 petani baru per kabupaten. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menjelaskan, kuota petani milenial akan terpenuhi.
"Kami memiliki target besar petani milenial dalam 5 tahun ke depan. Target 2,5 Juta petani milenial optimistis akan tercapai. Saat ini sudah siap 2.000 petani milenial yang siap berkarya di sektor pertanian untuk Indonesia. Mereka akan menginspirasi para milenial agar mengembangkan usahatani dari hulu hingga hilir. Dengan begitu, pertanian akan terus berkembang dan lestari," papar Dedi lagi.
Mematenkan status kelestarian pertanian, misi khusus memang dimiliki DPM dan DPA sejak dikukuhkan. Mereka harus menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda saat ini dalam pembangunan pertanain. Menguatkan kemitraan usaha pertanian melalui budidaya hortikultura, tanaman pangan, dan ternak. Mereka juga melakukan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan. Menjadi motor pengembangan jasa alat mesin pertanian dan agroeduwsata.