Kamis 12 Aug 2021 05:45 WIB

Kasus Covid-19 Surabaya Disebut Melandai

Saat ini, RS Lapangan Tembak masih dalam posisi disiagakan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi
Foto: republika
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara berpendapat, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 berdampak pada menurunnya kasus Covid-19 di Kota Surabaya. Salah satu buktinya, kata dia, sejak Senin (9/8), Rumah Sakit Lapangan Tembak (RSLT) Surabaya telah nihil pasien Covid-19. Padahal, sebelumnya RS Lapangan Tembak dihuni hingga 100 pasien.

"Alhamdulillah karena memang pelaksanaan PPKM Level 4 ini dan juga bantuan dari warga Kota Surabaya yang disiplin terhadap prokes, sehingga kondisi Covid-19 di Surabaya mulai melandai," kata dia, Rabu (11/8).

Meski demikian, Febri menyebut, saat ini RS Lapangan Tembak masih dalam posisi disiagakan. Artinya, sarana prasarana yang ada tetap disiagakan untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Apalagi penularan Covid-19 ini bisa saja kembali tinggi karena adanya pergerakan antar manusia.

Febri melanjutkan, kasus Covid-19 di Surabaya melandai karena dilatarbelakangi meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap warga di sekitar lingkungannya. Tentunya dengan dukungan Satgas di tingkat kelurahan yang responsif melakukan mediasi dan evakuasi ketika ada warga yang terpapar Covid-19.

"Ketika ada yang terpapar Covid-19 di Surabaya, teman-teman dari satgas kecamatan maupun kelurahan melakukan mediasi untuk bisa ditaruh di rumah sehat maupun asrama haji. Kalau seandainya gejala agak sedang maupun ke arah berat, maka akan langsung dirujuk ke RSUD dr Soewandhie," kata dia.

Febri mengungkapkan, per 9 Agustus 2021, ada sebanyak 2.090 warga di Surabaya yang melakukan isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.696 warga dapat dimediasi ke rumah sehat untuk menjalani isolasi terpadu.

Sedangkan sisanya memilih tetap melakukan isoman di rumah. Menurut Febri, ini berdasarkan asesmen Satgas Covid-19 yang menyimpulkan rumah mereka layak digunakan untuk isoman. Tentunya warga yang isoman tersebut di bawah pantauan atau monitoring tenaga kesehatan di Puskesmas setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement