REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Banyaknya kasus kematian yang diakibatkan asap rokok menginisiasi lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) memodifikasi filter rokok. Mereka adalah Muhammad Fahroji, Muhamad Faqih, Widyah Puspitasari, Izza Nur Ilmiyah, dan Kamailiyah Ulfah.
Inovasi filter rokok tersebut diberi nama Nano Enzyme-Carbon Filter, yang dirancang untuk mengurangi dampak buruk dari asap rokok. Inovasi tersebut dirancang karena banyak masyarakat yang tidak terpengaruh kampanye dan dampak nyata mengenai bahaya rokok, yang kerap menjadi penyebab kematian di Indonesia.
"Jadi ini merupakan salah satu bentuk usaha kami sebagai peneliti muda, untuk mengurangi risiko penyakit yang ditimbulkan akibat rokok," kata Muhammad Fahroji, Kamis (12/8).
Fahroji menjelaskan, umumnya, filter bawaan pada rokok terbuat dari Selulosa Asetat yang dipercaya dapat menyaring zat seperti Tar dan Nikotin. Dengan komposisi berbeda, filter rokok besutan lima mahasiswa yang tergabung dalam Tim PKM RE (Riset Eksakta) Universitas Airlangga itu diharapkan dapat bekerja secara lebih baik.
"Pada dasarnya modifikasi yang kami lakukan bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari filter rokok, sehingga produk yang dihasilkan secara fungsional memiliki efektifitas yang lebih baik khususnya dalam mengurangi efek berbahaya bagi tubuh," kata dia.
Keistimewaan filter modifikasi ini terdapat pada penambahan beberapa senyawa. Yaitu Graphene Oxide (GO), Activated Carbon (AC), dan Cooper Tannic Acid Nanozyme (Cu-Tannic Acid) yang telah diteliti memiliki kemampuan untuk menyerap zat-zat berbahaya dalam asap rokok.
"Ketiga senyawa tersebut kami kombinasikan untuk secara khusus menyaring senyawa berbahaya pada rokok yakni radikal bebas, senyawa karbonil, dan partikel mikro. Hal tersebut merupakan hal baru yang kami tawarkan dibandingkan filter komersial yang beredar di pasaran," ujarnya.
Setelah melakukan kajian literatur, uji in silico, uji etik, dan pemesanan alat, kini tim sedang fokus dalam pengerjaan artikel dan izin karakterisasi lanjutan untuk senyawa yang diuji. Fahroji berharap, ke depannya penelitian ini dapat disebarluaskan agar dampak baiknya bisa dirasakan masyarakat.
"Harapannya agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi jutaan perokok di Indonesia, agar berkurangnya risiko terkena penyakit akut akibat rokok," kata dia.